Karena Saya Tak Pernah Tahu
Saya tak pernah tahu rasanya dijajah,
Maka saya tak bisa membayangkan nyeri yang melanda ketika rumah yang dibangun dengan susah payah dibuldoser dengan paksa; pergi dan terusir dari tanah kelahiran dan tak tahu lagi kemana harus melangkah.
Saya tak pernah tahu rasanya diblokade,
Maka saya tak bisa membayangkan bagaimana sulitnya mencari air untuk melepaskan dahaga; menjelajahi pengapnya terowongan yang minim udara demi mengenyangkan keluarga; menyiasati penerangan dan pemanfaatan hanya dengan pasokan listrik yang seadanya.
Saya tak pernah tahu rasanya dibombardir,
Maka saya tak bisa membayangkan bagaimana rasanya mendengar dentuman bom yang jatuh bertubi-tubi; merasakan kerapuhan melihat hancurnya tubuh orang yang dicintai.
Maka setelah tidak ada seujung kuku pun saya mengalami derita yang dirasakan rakyat Palestina, khususnya Gaza, masih pantaskah saya menilai bahwa ini salah Hamas semata?
Setelah pembantaian Sabra Shatila, Jenin yang membara, ribuan pengungsi yang terlunta, dan tentu saja Aqsa yang masih tersandera lantas saya bersuara "Hei, Israel kan hanya membela diri, siapa suruh Hamas 'caper' ngirim roket ke wilayahnya?"
*Tulisan ini dibuat atas kesakit-hatian yang saya rasakan melihat komentar yang entah saya anggap tidak berimbang atas apa yang sekarang terjadi di jalur Gaza
0 comments:
Post a Comment