One day in afternoon, a lion was sleeping in The Jungle. His big head laid on his foot.  Near from the sleeping lion, A little mouse was walking. Little mouse didn’t aware that he was walking near in front of a sleeping lion.

 Then a Little mouse aware and became frightened. He run faster but because of his fear, he run go to the sleeping lion and hat lion’s nouse. 

The Lion woke up and angry. He grabbed little mouse with his claw and said “Who had dare to disturb my sleep?”. Little mouse scared and begged to lion to let him go “Please, forgive me, Lion. I didn’t mean to disturb you. I run accidentally and hit your nouse”.
 
   A little mouse begged to lion again, “Please, Let me go, Lion. I promise one day I will help you”. The lion looked at the little mouse and laughed “Hahaha, it’s imposibble that a little mouse can help the Lion, King of  the Jungle”, he said scronfully.

  “Please, Let me go”. Finally lion said, “Ok I shall let you go, but don’t disturb my sleep again”. And the lion opened his claws and let the little mouse go free.

A little mouse said thanks to lion “Thank you, Lion. I will remember your kindness. “ Then little mouse scurried away as fast as he could.

   A few days later when the lion was seeing his victim, he was caught in a hunter snare. Struggle as he might, but he couldn't break free. Then he let out a roar of anger that shook the forest, “Auuuum, Help me!”.

A little mouse heard Lion’s roar. “I Heard the lion’s roar. He is in trouble. I must go there as soon as possible”. A little mouse run. He ran as fast as he could in the direction of the lion's roar. Then he found the lion trapped in the hunter's snare.

 Lion  saw a little mouse and Said “Oh Little mouse. I glad to see you. But, Please ask somebody to help me”. However a litlle mouse said  ”Hold still, Lion. I'll have you out of there in a jiffy! I will help you by myself”. Then little mouse began nibbling through the ropes with his sharp little teeth. Very soon the lion was free.

  The lion said thank you to little mouse “I did not believe that you could be of use to me, little mouse, but today you saved my life,” said the lion humbly. ”it was my turn to help you, Lion” answered the mouse. The lion said again “ Forgive me because yesterday I had to scorn you”.  A little mouse was smilling. Finally Lion and little mouse became best friend forever.


This is my handmade. If you want it, please contact me ^^

Membayangkan bahwa lagu ini untuk saya :D





"When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are

And when you smile
The whole world stops and stares for awhile
'Cause girl, you're amazing
Just the way you are"
Aku bertemu dengannya lagi. Kali ini dengan kondisi yang jauh lebih rumit dari sebelumnya. Kupandangi wajahnya lekat-lekat. Ia masih sama seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya.

Aku bingung bagaimana memulai pembicaraan dengannya. Terakhir kali di pertemuan itu aku sangat marah kepadanya. Tapi syukurlah karena akhirnya aku mampu berdamai dengannya.

Pertemuan kedua ini sangatlah berbeda. Tak ada perasaan marah sedikitpun padanya. Hanya, selaksa lubang hati yang telah tergali perlu segera kuobati, dan aku berharap dengan diaolog kecil padanya lubang itu dapat tertutupi.

"Hei Lara, apa kabar?" aku menyapanya. Lara menyunggingkan senyumnya padaku.

Lara mendekat kepadaku. Kini kami berhadapan dengan jarak hanya setengah meter. Tangan kanannya kemudian  memegang bahuku "Luapkan segala gundahmu." katanya padaku.

Ah, Lara kau seakan tahu apa yang ingin akan aku ungkapkan padamu. Sudut mataku mulai tergenang air. Dan sedetik kemudian bulir-bulir air luruh satu persatu lewatnya. 

Aku bingung harus memulai darimana "Aku... aku..." ucapku tertahan. Aku malah terisak. Melihat itu Lara kemudian memelukku. Seakan ia ingin berbagi beban dengannku.  

"Keluarkan saja semuanya..." bisik lara ke telingaku.

Aku menarik napas panjang, mencoba mengumpulkan bait-bait kekuatan untuk mengeluarkannya "Aku merasa gagal, Lara. Gagal menjadi seorang bidadari... Padahal dahulu... hal itu yang sangat aku inginkan." ungkapku terbata-bata.

Lara mengusap punggungku lalu berkata "Tidak ada kata terlambat, Kawan" ucapnya mencoba menenangkanku.

"Ah, kau tidak mengerti, Lara. Begitu banyak lubang di hatiku. Ia terus tergali tanpa pernah bisa aku mengendalikannya. Padahal aku tahu, Lara lubang itu sangat tak pantas ada. Aku bagaikan daun kecil yang hendak menyalahkan akarnya. Aku tahu itu tak pantas. Namun seakan kicauan iblis terus saja mengibaskan hatiku untuk semakin menggali lubang itu. Ah, aku bahkan mulai benci dengan diriku sendiri, Lara...." Aku tak sanggup melanjutkannya.Bulir air mata semakin deras mengalir dari sudut mataku.

Lara mengencangkan pelukannya. Seketika damai menyelimutiku kembali. Ah Lara, kau memang malaikatku.

"Sudahkah kau adukan ini pada penciptaMu?" tanya Lara padaku.

Aku terdiam. Pikiranku mencoba mengingatnya. Iya, akhir-akhir ini aku memang jarang melakukan komunikasi intensif denganNya.

"Aku memang tak pernah tahu apa yang bergejolak pada hatimu" ucap Lara kembali sambil terus memelukku "Tapi, penciptaMu pasti tahu apa yang bisa menenangkanmu. Ia akan memberimu jalan keluar, tapi tentu saja kalau kau memintanya dengan penuh kesungguhan." 

Aku melepaskan pelukannya padaku. Kini, kutatap wajah teduhnya. "Lara, entahlah.... aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku. Perasaanku bergejolak pada setumpuk hal. Aku tahu dunia ini tak pantas untuk dilenakan. Namun Lara, perasaan itu terus saja muncul. Rasa rindu terhadap hadirnya pucuk baru yang kemudian membuat iri terhadap rekanku yang sudah memilikinya. Rasa khawatir terhadap bilangan angka yang menari dalam hidupku, namun datangnya permitaan bakti itu terkadang membuat lubang hatiku semakin besar. Belum lagi perasaan tanpa daya yang terus saja menerpaku. Ah Lara, rasanya aku jauh...jauh... sekali dari impian untuk menjadi bidadari" aku kembali terisak didepannya.

Lara menyeka airmataku, ia menyunggingkan senyumnya yang paling damai. "Kesadaranmu itu sudah menjadi pondasi tersendiri untukmu, Kawan. Tinggal melebarkan sendi-sendi kesabaranmu, dan tentu saja menutup lubang-lubang hatimu dengan rimbunnya keikhlasanmu."

Ah Lara, kau selalu bisa mendamaikan diriku.

Aku merenung. Merenung tentang kemungkinan aku melakukan apa yang Lara ucapkan. Ah ya, rasanya aku pasti bisa melakukannya.

"Baiklah, aku akan mencobanya Lara. Bukan saja untuk diriku, terlebih ini untuk kedua orangtuaku." tekadku dalam hati. "Terima kasih, Lara karena engkau selalu bisa mendamaikan diriku."

Lara kembali menyunggingkan senyumnya. Aku yang berada dihadapnya pun seakan tersihir karena juga menyunggingkan senyuman kedamaian itu di dalam cermin.


http://craigstephens.blogspot.com/2007/10/mirror-ball-2-55x7.html

Saya sedang kalut, kalut sekalut-kalutnya. Entah mengapa seperti tidak punya pijakan dalam hidup. Sepertinya iman saya lah yang sedangcompang-camping.

Saya gamang tentang masa depan. Seperti ada beban berat yang menghimpit. Pun saya sulit mendefinisikan beban tersebut.

Jujur saya iri, iri sekali pada mereka yang sepertinya bahagia hidupnya. Punya kesibukan yang mengasyikkan, punya anak-anak yang menentramkan, dan berada di tengah mereka yang menyenangkan.

Ah, tapi kemudian saya sadar semua "kekalutan" dan "kegamangan" ini bersumber dari hati saya.  Saya yang kurang pandai bersyukur, saya yang selalu cemas, saya yang semakin menjauh dariNya, dan saya yang terkungkung oleh kecemasan yang berlebihan.

Ya, manusia memiliki cobaannya masing-masing. Belum tentu yang kita lihat bahagia, 100% hidupnya benar-benar bahagia.

Dan kini saya mencoba mendefinisikan kebahagiaan (kesyukuran) saya:
1. Punya orangtua yang sangat cinta dan kasih kepada saya
2. Punya suami yang baik dan luar biasa sabar menghadapi saya
3. Bisa merasakan tinggal di luar negeri yang banyak orang mungkin menginginkan itu
4. Bisa pacaran tiap weekend sama suami
5. Bisa belajar renang tiap minggu meskipun gak maju-maju keahliannya
6. Bisa bikin aneka masakan semau yang saya mau.
7. Bisa sering naik pesawat tiap bulan (wkwkwk)
Dan masih banyak lagi bisa-bisa lainnya.


Ya, saya hanya perlu mengulang definisi kebahagiaan saya. Kalo kata orang, bahagia itu letaknya di dalam hati. Ya, saya bahagia, dan akan lebih bahagia lagi kalo Allah ridho akan kebahagiaan saya.

Masalah masa depan itu urusan Allah. Toh kalo emang Allah belum jua berkehendak, mau protes kayak gimanapun gak bakalan bisa. Kini yang bisa dilakukan untuk "mempercepat" datangnya amanah indah itu ya dengan ikhtiar dan "rayuan" agar Allah segera berkenan mempercayakannya kepada kami. Dan kembali meneguhkan diri kalo Allah akan segera memberinya (karena prasangka Allah menurut prasangka hambaNya).

Ya Allah, bantu hamba untuk berprasangka baik pada  diri hamba sendiri. pada orang-orang di sekitar hamba, dan juga tentunya berprasangka baik padaMu.
Salam, Guys.

This is my first time writing the article in this blog with english. So, i'm so sorry if  the grammar is wrong. But i really pleasant if you are correction the grammar in this article :).

I will write short story. It's about my fear. I don't know, i always fear before do something new. I think my husband already dissapointed with my fear :(. But he's still be patient to encourage me to do something better. Ah, i am really grateful coz Allah sent him for me.

Ok, that's all that i want to share with you for the first english time. Hope the next friday i will tell you more than this :D
NewerStories OlderStories Home