Showing posts with label journey to conceiving. Show all posts
Showing posts with label journey to conceiving. Show all posts
Holla, hari ini masuk kerja lagi setelah 5 hari libur. Masih suasana liburan, makannya biar gak ngantuk aye mau nulis blog dulu bentar.

Yap, kali ini mau cerita hal yang berkaitan dengan husnudzon. Jadi gini, waktu saya di Singapur, saya punya guru ngaji, sebut saja Uni. Nah Uni ini nih ternyata dalam masa pernikahannya hampir selama 12 tahun menanti keturunan. Saya gak tau ya permasalahan beliau apa (apa ada masalah di pihak istri maupun suami), tapi yang jelas selama masa penantiannya ini beliau tetap optimis dan semakin mencemerlangkan diri di tahun-tahun penantiannya.

Selama masa penantiannya ini, dimana saat mereka harus tinggal di Singapur (dan pernah juga di Jerman), Uni ini menimba ilmu Al-Qur'an. Ngambil sertifikasi, belajar ilmu tajwid, dan juga dapet sanad langsung yang bersambung ke Rasulullah (tentang bacaan Al-Qur'an). Jangan tanya bacaannya ya, Masya Allah bagus banget. Saya nih yang ngerasa bacaannya udah lumayan aja, kalo pas sparing partner hafalan pastiiii banyaak salahnya, makhrojnya ga bener lah, bacaannya kurang panjang lah. Padahal saya di sana juga udah dapet satu sertifikat loh, jadi guru ngaji, haha.

Suaranya juga merdu, dan beliau nampaknya orangnya sabar sekali. Dan saya pikir pasti tingkat kepasrahan Uni dan kehusnudzonannya sama Allah itu udah baaaiiiik sekali. Makannya setelah proses panjang penantian (cek ini-itu, dua kali inseminasi), akhirnya pada proses bayi tabung yang dilakukan di KK (kandang Kerbau) Hospital, dengan izin Allah, beliau saat ini sudah memiliki sepasang malaikat kecil, yaitu shalih dan shalihah. Sekarang umur shalih dan shalihah sudah satu tahun lebih, dan baru-baru ini saya juga dapet kabar kalo si Uni tengah hamil lagi, Masya Allah kan.... :")

Semoga saya bisa mencontoh Uni untuk selalu bersabar, berhusnudzon, dan mencemerlangkan diri dalam proses penantian dan perjuangan mendapatkan buah hati (kami).

Entah kenapa ya perasaan iri atau sedih karena belum mendapatkan buah hati itu selalu menyelesap dan parah di waktu-waktu tertentu. Manusiawi kan ya? tapi semoga saya (kami lebih tepatnya), bisa melalui dan mencapai (mendapatkan buah hati) ini dengan "khusnul khotimah".

Semangat mencemerlangkan diri di tahun 2014!


Mohon doa selalu ya teman-teman :")
Baru tadi pagi ngepost tentang kacaunya periode menstruasi, siang ini "dianya" udah keluar (artinya kami masih harus berjuang dan berikhtiar lagi agar saya bisa hamil). Kecewa? Jelas, ini malah rasanya jadi galau penging nangis, huhuhuhuhu.

Kalo kata sahabat saya, Dea Adhicita, gak apa nangis gegulingan, jambak-jambak rambut, teriak-teriak gak karuan, ASAL balik tangguh dan waras lagi, hehe.

Oke saya mau bermelow-melow dulu, biar nanti pas kumpul keluarga besar (suami) di acara ulang tahun mamah mertua di Jogja dan Solo, saya biar bisa lebih siap dan tangguh (yakin lo, Put?). Eh bisa ga ya? Aaaaaah jadi tambah galaaaaaauuuuu.......... T_T
Ceritanya habis googling tentang catatan perjalanan seseorang meraih panggilan "mommy", dan nemu tulisan ini (tulisan ini sekaligus mewakili apa yang saya rasakan selama ini). Terharu banget dan jadi semangat!

Insya Allah mulai saat ini saya mau stay happy dalam perjalanan "menjemput" Ndu dan Sha. Berusaha mengambil angle terbaik dalam keadaan yang akan kami hadapi nanti di perjalanannya.

Yeah, ga sabar jadinya berkunjung ke Sardjito. Insya Allah paling cepet keknya bulan Januari tahun depan. Sambil itu, mau coba istiqomah minum jus "semesta" tiap pagi, plus konsumsi vit c dan zink, plus madu, sembari ngumpulin rupiah demi rupiah, hehe.

Ayo selalu bersyukur di tiap kondisi. Insya Allah waktunya akan tiba untuk bisa real bertemu Ndu dan Sha.

Yoooo, insya Allah. Semangaaat! ^_^

Ya, Allah tau saya bukan tipe orang yang jago multitasking, pun dengan suami saya. Maka dari itu mungkin inilah jalan terbaik yang Allah beri untuk kami.

Ya, Allah memberikan takdirNya ini untuk kami, bukan apa-apa, tapi memang Ia yang sangat tau apa yang terbaik untuk kami. Ia yang sangat tau tentang kapasitas kami.

Ya, Allah memberikan kami keleluasaan dalam menyelesaikan urusan-urusan kami, dalam segala rencana-rencana hidup kami.

Ya, Insya Allah ini yang terbaik untuk kami. Sabar ya, Nak, insya Allah kami yakin perjumpaan denganmu akan ada waktunya, di waktu yang tepat dan telah ditentukan olehNya. Ah ya, bukan engkau yang harus bersabar tentunya ya Nak, tapi justru kami yang harus menyabarkan hati kami akan takdir terbaik yang telah Ia rencanakan untuk kita.

Insya Allah mungkin dalam empat sampai lima tahun ke depan, jalan ikhtiar akan coba kami tempuh dengan sungguh-sungguh. Ya, sungguh-sungguh dalam artian mengusahakan yang terbaik dari jalur medis. Ikhtiar doa selalu kami lantunkan untukmu sedari awal, Nak. Maka jika Allah memang berkehendak pengusahaan tersebut melalui tangan "cerdas" manusia-Nya, insya Allah mulai dari sekarang kami akan mempersiapkan diri dengan sebaik-baik persiapan.

Doakan kami :)


Manusia, kadang susah ditebak maunya apa. Dikasih satu kondisi, mengeluh, dikasih yang berlawanannya bisa-bisa tambah mengeluh. Manusiawi? jelas, namanya juga manusia. Kondisi mengeluh-mengeluh itulah yang bisa dinamakan menjadi kurang bersyukur.

Apakah saya termasuk salah satunya? Ya, tentu pasti ada satu keadaan dimana kemudian saya menjadi kurang bersyukur. Sunatullah hidup itu seperti roda, kadang di atas, kadang di bawah. Kadang saat di atas kita menjadi kurang bersyukur, pun saat di bawah pun bisa jadi lebih-lebih tidak bersyukur.

Apa-apa yang terjadi dengan hidup kita pastilah merupakan takdir yang telah digariskannya. Akan tetapi tentunya hal ini juga berkaitan dengan perilaku yang kita lakukan sehari-hari. Saya percaya hukum sebab-akibat, meskipun tetap Allah lah yang selalu memberi keputusan akhir dalam setiap perkara.

Berusaha itu memang sebuah keharusan, tapi tetap Allah jualah Sang Pemegang Keputusan. Kita tentu bisa mengiba-ngiba kepada Allah tentang segala keinginan kita, namun bukan lantas "memerintah" Allah untuk memenuhi keinginan kita lewat doa.

Berdoa tentu ada adabnya, merengek tapi tidak memaksa. Saya semakin menyadari akan hal ini setelah membaca sebuah status yang membahas tulisan Ibnu 'Athailah:

* ETIKA BERDOA' - ALHIKAM *

Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary:

“Janganlah pencarianmu (doa- doamu) sebagai sebab untuk diberi sesuatu dari Allah Swt, maka pemahamanmu kepadaNya menjadi sempit. Hendaknya pencarianmu (doa-doamu) semata untuk menampakkan wujud kehambaan dan menegakkan Hak-hak KetuhananNya.”

Pencarian merupakan arah yang menjadi sebab terwujudnya kehendak yang harus ada. Pencarian, usaha, doa, ikhtiar merupakan rangkaian sebab- sebab menuju apa yang ingin di raih. Termasuk disini adalah BERDOA. Umumnya orang berdoa agar terwujud apa yang diinginkan. Berikhtiar agar tercapai apa yang dicita-citakan. Padahal dimaksud Allah Swt memerintahkan kita berdoa dan berupaya, semata-mata agar eksistensi kehambaan kita yang serta fakir, serba hina, serba tak berdaya dan lemah muncul terus menerus di hadapanNya. Bukan, agar kita bisa mewujudkan apa yang kita kehendaki, karena hal demikian bisa memaksa Allah Swt menuruti kehendak kita.
Pemahaman yang sempit tentang Allah Swt, akan terus menerus berkutat pada sikap seakan-akan Allah-lah yang mengikuti selera kita, bukan kehendak kita ini akibat kehendakNya, perwujudan yang ada karena kehendakNya, bukan disebabkan oleh kemauan kita. Ketika manusia berdoa seluruh kehinaan dirinya, kebutuhan dirinya dan kelemahannya serta ketakberdayaannya muncul. Itulah hikmah utama dibalik berdoa. Ketika kita berikhtiar, pada saat yang sama kita menyadari betapa tak berdayanya kita. Sebab kalau kita berdaya, pasti tidak perlu lagi ikhtiar dan berjuang. 
Di sisi lain, kita dituntut untuk terus menerus menegakkan Hak- hak KetuhananNya, bahwa Allah berhak disembah, berhak dimohoni pertolongan, berhak dijadikan andalan dan gantungan, tempat penyerahan diri, berhak dipuji dan dipatuhi, berhak dengan segala sifat Rububiyahnya yang Maha Mencukupi, Maha Mulia, Maha Kuasa dan Maha Kuat. Semua harus terus tegak di hadapan kita. Dan itu semua bisa terjadi manakala kehambaan kita hadir.
Ironi-ironi dalam ikhtiar dan doa kita sering terjadi. Kita lebih memposisikan sebagai “tuhan”, dengan banyak memerintah Tuhan agar menuruti kehendak kita, kemauan kita, proyeksi-proyeksi kita. Diam-diam kita menciptakan tuhan dan berhala dalam jiwa kita, agar dipatuhi oleh Allah Sang Pencipta. Inilah piciknya iman kita kepadaNya, yang sering memaksaNya sesuai dengan pilihan-pilihan kita, bukan pilihanNya. Karena itu hakikatnya, menjalankan perintah doa itu lebih utama dibanding terwujudnya doa kita (ijabah).

Ikhtiar kita hakikatnya lebih utama daripada hasil yang kita inginkan. Perjuangan kita hakikatnya lebih utama dibanding kemangan dan kesuksesannya. Ibadah lebih utama dibading balasan- balasanNya. Karena taat, doa, ikhtiar itu menjalankan perintahNya. Sedangkan balasan, ijabah, sukses, kemenangan, bukan urusan manusia dan tidak diperintah olehNya. Banyak orang berdoa, beribadah, berikhtiar, tetapi bertambah stress dan gelisah. Itu semua disebabkan oleh niat dan cara pandangnya kepada Allah Swt yang sempit. Sehingga, bukan qalbunya yang menghadap Allah Swt, tetapi nafsunya.

Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily, ra berkata:
“Janganlah bagian yang membuatmu senang ketika berdoa, adalah hajat-hajatmu terpenuhi, bukan kesenangan bermunajat kepada Tuhanmu. Hal demikian bisa menyebabkan anda termasuk orang yang terhijab.”

Bahwa kita ditakdirkan bisa bermunajat kepadaNya, seharusnya menjadi puncak kebahagiaan kita. Bukan pada tercapainya hajat kebutuhan kita. Kenapa kita bisa terhijab? Karena kita kehilangan Allah Swt, ketika berdoa, karena yang tampak adalah kebutuhan dan hajat kita, bukan Allah Tempat bermunajat kita.


Karena itu mulai sekarang saya akan mencoba merubah cara pandang saya terhadap doa. Saya tentu tak akan pernah berhenti meminta, tapi saya juga tidak mau berada dalam posisi seakan-akan memaksa Allah menuruti segala keinginan saya. Saya jelas manusia hina yang akan selalu bergantung padaNya. Saya akan terus dan terus meminta, khususnya tentang rezeki untuk mempunyai anak. Semoga Allah berkenan mempertemukan sel telur dan sperma di rahim saya. Meskipun sang sperma harus berusaha keras dalam keadaannya yang lemah, toh jikalau Allah berkenan maka pastilah sang sperma akan memiliki kekuatan menembus sel telur dengan izinNya. Tentu dengan tidak melupakan berbagai ikhtiar dengan memperkuat sang sperma dan tentunya dengan lantunan doa dari kami dan juga dari teman-teman semua.

Ya, jikalau Allah berkehendak, tiada yang tidak mungkin di dunia ini. Tugas insan tentunya hanya berikhtiar dan berdoa, biarlah selebihnya Allah saja yang bekerja menentukan semuanya.




Agak-agak lebay ya judulnya, hehe. Tapi beneran insya Allah mulai minggu depan saya bakal jadi student lagi. Ceritanya saya join di kelas conversationnya Tesol tiap hari selasa-kamis dari jam 1.30-4.30. Hehe, mungkin terlihat biasa aja ya, tapi ini termasuk hal yang luar biasa bagi saya. Bayangkan, saya harus ngomong english selama 3 jam! Hahaha, membayangkan hal ini pasti suami saya tersenyuuum dengan lebar. Aa' emang paling seneng kalo saya sedang berusaha menaklukan zona tidak nyaman saya, hihi.

Yes, saya mesti bisa dan pasti saya bisa melewati itu semua dengan baik. Kami sudah menginvestasikan tumpukan dollar singapore buat ini. Saya gak boleh menyia-nyiakan begitu saja. Buku dan akses online juga sudah di tangan. Saya mesti semangaaaat, yoosh!

Oh ya selain kelas conversation, saya insya Allah juga akan join di free program General English Intermediate di Heart Power Tesol juga. Programnya itu periode 20 nov-14 des setiap hari SENIN sampai JUMAT jam 10-12. Itu berarti selama sebulan di tiap hari selasa dan kamis saya akan berada di markas Heart Power dari pagi sampai sore, hahahaha gilee. Ditambah hari kamis saya mesti lanjut ngajar di sembawang (kira-kira perjalanan selama 40 menit menggunakan MRT). Cuma bisa senyum aja deh dan berharap saya bisa melalui semuanya dengan baik.

Jadi selama sebulan saya bakal melakoni peran jadi "anak sekolahan" lagi nih, ditambah mesti ngajar ngaji tiap rabu,kamis, dan jumat sore. hihihi. Sudah kompromi sama aa' gimana kira-kira enaknya nih buat kerjaan RT. Aa' gak masalah kalo makanan harus beli di luar ataupun rumah berantakan, yang penting saya bisa fokus belajar plus baju ngantor bisa siap sebelum berangkat (gosoknya ngedadak gak apa gitu, hehe).


beberapa buku yang sedang saya pelajari

Siplah, suami saya emang motivator utama saya buat re-charge semangat belajar yang sering kembang-kempis. Ya, ini memang investasi buat keluarga kami. Saya jadi berpikir mungkin memang Allah sedang memberi kesempatan belajar pada saya seluas-luasnya dengan penundaan pemberian baby-baby yang lucu pada kami. Allah sedang mempersiapkan orangtuanya (kami maksudnya) agar excellent terlebih dahulu, biar nanti pada saatnya kami diberi amanah itu, kami sudah mempunyai cukup bekal untuk membuat anak-anak kami excellent juga pada akhirnya (aamiin).

Sekarang ini aa' sedang semangat mengembangkan skill dan bisnisnya, saya juga harus bersemangat mengembangkan kemampuan berbahasa inggris saya. Siapa tau kami ditakdirkan untuk membesarkan anak-anak kami di negara yang memang  bahasa nasionalnya berbahasa Inggris, jadi kami selaku orangtua bisa beradaptasi dengan baik dan mampu mendidik anak-anak kami di lingkungan seperti itu.

Sekalipun sedang mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, kami juga sedang berikhtiar lewat jalur medis (untuk menjemput rezeki anak-anak yang shalih/ah). First appointment kami dengan seorang obgyn insya Allah akan dilakukan tanggal 5 November ini. Doakan ya semuanya baik-baik saja. Kalaupun harus menjalani treatment, doakan kami selalu agar dimudahkan untuk menjalaninya dan dimurahkan rezekinya oleh Allah SWT (mumpung lagi 10 hari pertama dzulhijah nih, doakan kami ya...).

Pesan untuk anak-anakku kelak, setiap impian itu memang harus dilalui oleh perjuangan dan permohonan padaNya. Dengan berjuang, yakinlah Allah akan memberikan cintaNya di setiap keringat perjuangan yang dikeluarkan saat berusaha mencapai impian tersebut. Kami tengah berjuang untuk kalian, Nak. Semoga kelak kalian menjadi anak-anak yang shalih/shalihah dan selalu juga berjuang untuk kemaslahatan umat ini. We always love you, Kids although we still try to reach you, now.


with love,
Puti Ayu Setiani





Haloooow, ketemu lagi dengan saya di acara up to date..., wkwkwk.

Apa aja yang sudah terjadi akhir-akhir ini?

Mulai ya update-annya:
1. Fiuuuuh, Alhamdulillah, kemarin a' Delta (atas nama phi decks) sudah mempresentasikan hasil pengembangan perusahaannya kepada para panelis dalam kompetisi bisnis Ideas Inc. And you know what, they got an award from Plug and Play techcenter. Awardnya berupa training selama 4 bulan di sana (Sillicon Valley, US). Hahaha, antara seneng dan khawatir sih dapet award tersebut. Pasal memang kesempatan tersebut bagus baaaaanget buat pengembangan perusahaan. Tau gak, total programnya itu seharga kurang lebih 15.000 USD (0_0), tapi booow yang jadi masalah adalah tiket dan akomodasi di tanggung sendiri (-_-"). Hahaha, gak tau deh ini nantinya gimana. Kalo kata a' Delta yang penting ada keinginan terlebih dahulu. Planning juga coba dibuat. Nah, tinggal nanti gimana Allah yang ngasih jalan.

Kalo seumpama a' Delta (n juga timnya) jadi berangkat ke sana, maka sepertinya saya akan balik pulang ke Indo. Yeay banget sih soalnya at least saya bisa banyak cari-cari kerjaan n kegiatan lagi. Tapi sediiih karena mesti LDR-an lagi, :'(. Tapi gak apa, berjuang dulu deh semampu kita, untuk masa depan yang lebih baik. Doakan ya teman-teman supaya lancar nih planning-planning kite n usahanya juga bisa sukseees ;). Oh ya mengenai kerjaan a' Delta? we'll see dah ya...ahahaha

2. Insya Allah mulai senin nanti saya akan ikutan kursus bahasa Inggris gratis di sini. So, ini sebenernya training centre buat yang mau jadi guru. Nah untuk itu diperlukan murid-murid buat diajarin, dan saya jadi salah satu muridnya, hihi. Gak papa lah yang penting bayarnya murah. Cuma beli buku n ada deposit sebesar  100 SGD untuk komitmen aja. Kalo kedatangan lebih dari 60%, uangnya bakal dibalikin sih katanya, haha.

3. Mengenai Trying to Conceive. Nothing much to do. Now, i'm on my periode, so masih berusaha deh bulan depan. Cuma kemarin abis di BBM sama ka Azti supaya cepet diperiksa aja. Jadi kalo emang ada apa-apa yang mesti di treatment biar ketahuan. Lagi mencoba planning buat periksa di NUH. Kebetulan di sana banyak dokter kandungan cewek, hehe. Cuma ya itu, biayanya bisa 3-5 kali lipat di Indo ternyata, hiks. Ah, doakan saja yang yang terbaik :).

Oh ya, tadi juga ada macam acara walimatul safarnya mba Mala yang mau berangkat Haji. Saya bener-bener baru ngerasain terharunya deh diacara macam ini. Terlebih tadi sebelum membaca surat Yasin, dengan maksud meminta kelancaran dari fadhilah surah Yasin dan Al-Qur'an, mba Mala menyelipkan doa bagi para perindu "Dzurriyah" (saat mba Mala ngomong itu, beliau menatap ke saya, boo). Saya bener-bener speechless dan terharu abis. Masya Allah, Mba Mala bener-bener perhatian sekali. Semoga lancar ya perjalanan hajinya, Mba. Saya juga berencana nitip doa yang sama untuk diucapkan di depan Ka'Bah sama Mba Mala.

Nah terus tadi ada satu  yang mak jleb yang saya peroleh dari Mba Eniz, meskipun tadi konteksnya bukan merindu dzurriyah, tapi cukup buat saya merenung. Ini tentang keMaha Sayangnya Allah sama kita. Kata Mba Eniz, kalau Allah saja memberi RahmatNya kepada orang-orang yang gak sholat, makan babi, dan tidak percaya Tuhan, bagaimana mungkin Ia akan melupakan memberi Rahmat kepada makhlukNya yang senantiasa menyembahNya. Ah, ya Gusti Allah ora sare. Allah tahu yang terbaik untukmu, Put. Sekarang tinggal sayanya saja yang mau menjemput rahmat itu atau tidak. Husnudzhon semua akan baik-baik saja. Sampai masa saya menimang jundi(jundi) yang terlahir dari rahim saya sendiri dikarenakan RahimNya.

Maka saya terharu dengan perjuangan Uni Elwis dan Uda Iman tentang penantian menjumpa Shalih dan Shalihah (kebetulan tadi mereka juga dateng dengan segala kehebohan si kembar, hehe). Ya, setelah dua belas tahun lamanya mereka bersabar dan berikhtiar, akhirnya Allah memberikan RahimNya di rahim uni Elwis.

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karuniaNya , sehingga kamu menjadi puas" (Ad-Dhuha, 5)

Sekian update-an dari saya. Pukpuk ga usah sedih-sedih ya. Semoga ada hikmah yang bisa diambil. Dan jangan lupa saling melengkapi dalam doa ya, :)

Love,
Puti
Alhamdulillah, kemarin akhirnya berkesempatan lagi untuk menginjak bumi Indonesia (lebay.com). Hihi, padahal baru aja dua minggu balik, udah balik lagi. rezeki ya emang gak kemana.

Jadi ceritanya kemarin (15-19 sept) saya ikut suami dalam perjalanan bisnisnya bertemu dengan klien-klien. Saya sempet nemenin suami dan tim bertemu salah satu klien. Lumayan jadinya makan gratis juga, hehe. Gak taunya ternyata salah seorang dari rombongan klien adalah mahasiswa ekstensi psiko UI 08. Dan, dia kenal wajah saya tapi gak tau nama, haha. Nama mba-nya adalah mba hana. Jadi, mba Hana ini adalah penanggung jawab dalam program homeschooling. Lumayan seru deh diskusinya.

Nah, abis ketemuan sama rombongan homeschooling ini mampirlah kami ke daerah thamcit (thamrin city). Tadinya kami (saya dan suami) cuma berniat untuk nemenin aja. Tapi ya, ternyata banyak barang yang saya penginin ada di sana. Hihi, jadinya ikutan belanja-belanji deh.

Abis puas belanja-belanji, kami makan di D'cost (yang sekarang sudah ada logo halal segede gaban). Teman-teman suami yang adalah singaporean ini sempat takjub melihat ketam (kepiting) yang harganya sekitar 9 SGD saja (dan dapet dua, meen). Hihi, pasalnya mungkin kalo di singapur itu bisa jadi dapet mentahnya aje. :p. So, jadilah kita mesen makanan kepiting saos padang plus cumi cabe garam. Tau gak, ternyata pilihan menu cumi cabe garam itu sukses membuat mereka (suami dan timnya) ketagihan ampe nambah pesen lagi, hahaha.

Besoknya saya dan suami memiliki jadwal masing-masing. Ya, lagian gak enak juga kalo saya harus ngikut perjalanan suami menemui klien-klien :p. So, dimulailah waktu Me Time saya. Pertama tentu saja mengunjungi depok, tujuannya adalah nyalon dan ketemuan sama tery. Hihi, seneng waktu ketemuan sama tery, soalnya doi nemenin saya belanja buku dan tentu saja makan siang di es teler 77. Bada ketemuan sama tery, saya langsung cabut menuju Tang City untuk menemui teman-teman rohis sma. Ini nih yang paling ditunggu-tunggu, pasalnya sudah sekitar 1,5 tahun kami tidak bersua.

Bada Ashar saya sudah berada di KFC Tang City. Di situ sudah ada seorang teman saya, sebut saja F. Setelah basa-basi kangen-kangenan :p, mulailah curhat-curhatan di mulai. Jujur saya bener-bener terharu deh sama temen-temen SMA saya ini. Ternyata dengan diam-diam mereka selalu "memantau" saya lewat blog ini. Mereka mengkhawatirkan saya, hiks. Padahal kemarin-kemarin saya sempat lost contact dengan mereka akibat keegoisan saya pada hidup saya sendiri.

F mengetahui kegalauan saya yang masih belum dikarunia anak. Ia mensupport saya, dan tak lupa teman-teman yang lain juga turut bersimpati atas kondisi saya. Ya, di dalam hidup memang ada yang controllable dan ada yang uncontrollable. Anak itu kuasa Allah. Saya sungguh tak memiliki kuasa apapun atasnya. Masih banyak hal lain yang bisa saya lakukan sembari menunggu kedatangannya. Ah, teman sungguh perhatian kalian yang secara diam-diam ini jelas membuat saya sangat terharu :"). Kalian memang teman-teman terbaik yang diberikan oleh Allah.

Tak lama kemudian Miss E dan A datang. Hihi, kali ini fokus pembicaraan kemudian beralih ke soal percintaan dan perjodohan. Men, saya ibarat konsultan saja dalam masalah tiga wanita tersebut :p. Ah, ya semoga cinta kalian bertiga sukses sesuai dengan apa yang dicitakan.

Sungguh, pertemuan dengan ketiga teman (ah, sahabat lebih tepat sepertinya) saya itu  merupakan momen yang sangaaat berharga kali ini. Setidaknya saya mendapatkan kekuatan lebih karena tahu bahwa mereka benar-benar mengkhawatirkan saya dan insya Allah selalu mendoakan saya. Banyak hal yang tidak saya sadari untuk disyukuri. Terima kasih ya, sahabatku di Pisman Duta. Sungguh, memiliki kalian merupakan salah satu anugerah terindah yang diberikan Allah swt pada saya.

Love you coz Allah :")

Huaa, lama juga ya rasanya gak nengok-nengok rumah ini. Gak papa, yang penting masih sempet di tengok ya. Baiklah, saya cuma ingin menuliskan beberapa catatan hati di sini.

Update kabar dulu ya. Alhamdulillah saya dan suami baik-baik saja. So far so good. Kemarin sempet balik ke Indonesia pas lebaran. hehe. Lebaran kali ini masih berdua juga sama aa'. Ya, Allah masih belum ngasih rezeki anak shalih ke kami. Kemarin sempet ditanya-tanyain juga lah pastinya. Sama keluarga dan juga sama tetangga.

Tapi seperti saran ka Nabila (temenku singaporean yang dua kali lebaran juga masih berdua sama suaminya, tapi sekarang sudah punya baby ganteng :D), memohon sama Allah supaya hati ini selalu dikuatkan dan disabarkan.

Hihi, pokoknya sudah menyiapkan hati yang besar deh sebelum balik ke Indo. Di satu sisi seneng akhirnya bisa balik kampung, tapi di sisi lain juga deg-degan bakal ditanyain macem-macem soal baby. Dan bener juga ya, teori ternyata memang mudah dikatakan, tapi suliiit dipraktekkan. Pertahanan hati jebol juga euy. Sempet nangis juga waktu ditanyain baby yang tak kunjung hadir. Udah gitu sakit pula sewaktu di Indo (feeling saya sakit ini juga terjadi akibat tekanan psikologis, hihi). Jadi kurang begitu menikmati sepenuhnya deh momen pulang kampung. Tapi sempet nyobain beberapa makanan yang udah lama dikangenin, seperti: bubur ayam, oncom, sate padang, dan tentu saja ketupat dan opor ayam.

Tibalah waktunya balik ke singapur. Jujur keadaan psikologis malah jadi makin parah. Ditambah keadaan saya yang sedang "dapet" pula. Dan ditambah berita soal kehamilan beberapa rekan. Buuuuum, serasa dihantam palu godam, jatuhlah saya saat itu pada ke-inferioran yang paling dalam. I'm happy for them, but deep down my heart... it's hurt :"(.

Memang ternyata perasaan seperti ini akan selalu singgah pada mereka yang masih berjuang untuk mendapatkan keturunan. Manusiawi menurut saya jika perasaan '"jealous" ini muncul di tengah kabar gembira kehamilan teman-teman saya. Karena berita ini dan ditambah saya yang emang sedang menstruasi, jadilah selama dua hari saya menangis tiada henti. Bener-bener nangis sampe-sampe mata saya bengkak. Gak tau, tiba-tiba rasanya air mata mudah banget keluar. Untungnya saya sadar. Saya segera mencari "pertolongan". Inginnya berbicara sama suami mengenai kegalauan saya ini. Tapi, berhubung suami sedang diamanahi peran baru di kantor, saya gak tega euy. Jadilah saya mencurahkan segala kegalauan saya pada dua sahabat kuliah saya. Satu senior dan satu teman seangkatan.

Dan, setelah episode keterpurukan dan kestressan tersebut. Saya bertekad untuk memulai perjuangan lagi. (Hei, Jundi ternyata kamu memang benar-benar berharga ya sayang). Untuk meredakan segala tekanan (secara gak langsung), maka saya memutuskan untuk meng-unfollow rekan-rekan yang sedang hamil di jejaring sosial. Terkesan jahat ya? Ya, tapi gak papa daripada malah bikin hati saya semakin hitam dengan ke"jealous"an saya, ^^v.

Sekarang lagi rajin minum madu plus bubuk kayu manis sebelum tidur. Makanan juga lagi diasup banget nih hihi. Oh ya, kali ini saya juga sampai beli ovulation test. Alhamdulillah ternyata terjadi lonjakan LH di dalam periode bulanan saya. Sekarang tinggal kenceng2 ikhtiar dan doa ya.

Tak lupa doa nabi Zakaria coba saya lafalkan lagi. Tapi kali ini dengan penuh harap dan cemas. Seperti kultweet ust @kupinang yang kemarin berbicara soal anak.

1Bila telah engkau bulatkan tekad untuk berbanyak anak dan membesarkannya sbg penolong agama ini, tapi Allah belum karuniakan kepadamu >>

2. >> ingatlah kisah Nabi Zakaria. Uban telah memenuhi kepala, tp tak putus asa berdo'a. Sesudahnya Allah Ta'ala karuniakn putra hukma-shabiyya


3. Mohonlah kepada Allah Ta'ala sepenuh pinta: "رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ" Bukan sekedar ucapan tanpa penghayatan.


4. "Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih". QS. Ash Shaafat, 37: 100


5. " رَبِّ لاَ تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ Tuhanku, jangan biarkan aku sendirian. Dan Engkaulah sbaik-baik Waris." QS.21:89
6. Berdo'alah dg menjaga adab-adabnya. Mintalah dg sepenuh permohonan. Dan janganlah melampaui batas bersebab tergesa ingin dikabulkan.

7. Semoga brsebab kesungguhan memohon kepada-Nya & menjaga diri dari melakukan yg trcela, Allah Ta'ala karuniakan kturunan terbaik di zamannya.


Langsung seketika itu pula saya coba buka surat Al-Anbiya, ayat 89. Arti dari ayat tersebut adalah doa nabi Zakaria yang meminta keturunan. Dan di ayat lanjutannya (90) dituliskan mengenai sebab dikabulkannya doa sang Nabi. Ya, karena mereka termasuk ke dalam orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan juga berdoa dengan penuh harap dan cemas. Dan mereke termasuk orang-orang yang khusyuk.

Al-Qur'an memang penawar hati. Ayat inilah yang menjadi penawar hati saya untuk terus berjuang mendapatkan keturunan. Semoga Allah ridha kami mendapatkan keturunan dengan cara alami. Insya Allah memang kami akan merencanakan program hamil termasuk tes-tes kesehatan di tahun ke depan. Tapi, semoga Allah berkenan memberikan anugerahnya sebelum rencana tersebut sempat dijalankan.

Ya Rabb, sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengabulkan segala pinta. KuasaMu meliputi segala sesuatu. Maka, anugerahilah kepada kami keturunan yang shalih/shalihah. Aamiin

Semangaaat semuanya yang tengah berjuang mendapatkan anugerah ini.....
Mohon doanya ya jangan lupa di sela-sela sujud kalian, teman-teman

:)
*terima kasih terucap buat ka de2w dan juga Ami Tami, Love :*
OlderStories Home