Showing posts with label singapura. Show all posts
Showing posts with label singapura. Show all posts
Ya, ini pertama kalinya A' Delta (dan dua orang lainnya) dapet tugas ke luar negeri, ya gak jauh-jauh dari Singapur sih, hehe. Ceritanya diamanahin tugas buat ngisi workshop android bagi anak-anak melayu yang secondary school dan junior collage yang lagi reses (libur tengah semester) selama 3 hari, dari 15-17 Maret insya Allah. Acara ini diprakarsai oleh Mendaki Club yang bekerja sama dengan onesixoneeight a.ka Qiscus.


sumber dari page mendaki club @fb


Terus keliput (lagi) deh sama media melayu di sana (Alhamdulillah), kali ini keliputnya di media visual, ini linknya di sini. Dan liputan media cetaknya ada juga di channelnewsasia, di sini.

Oh ya, di situ juga dihadiri sama menteri Perhubungan dan Penerangannya Singapura, Dr. Yacoob Ibrahim. Di video itu gak tau ngerasanya menterinya humble banget deh, mau berbaur dan bahkan jongkong (posisinya a' delta dan mas oki, rekannya duduk di kursi yang ada mejanya -ditempati laptop-, karena ga ada kursi jadinya beliau jongkok gitu) waktu diterangin tentang coding android.

Waktu itu kami juga pernah ketemu menteri apa gitu ya, saat acara buka puasa sama para lansia, kebetulan perwakilan organisasi muslim tiap negara diundang. Waktu itu orang Indonesia yang dateng 5 orang kalo gak salah. Nah itu menterinya juga humble banget, kayak ga ada jarak n protokoler ribet-ribet. Mungkin karena acara sesama melayu kali ya jadinya lebih santai. Tapi emang tetep suka sama ke-humble-annya menteri-menteri itu. :)

Oke, gitu aja deh ceritanya. Mohon doanya supaya acaranya lancar dan perjalanan suami saya sampai ke Jogja kamis nanti juga lancar. Aamiin, insya Allah.

Semangaaaat

sumber dari page mendaki club @fb


Alhamdulillah, jadi ceritanya tanggal 5 Februari kemarin merupakan hari ulang tahun pernikahan saya dan A' Delta yang ketiga. Gak kerasa udah tiga tahun berumah tangga, banyak suka duka yang sudah kami jalani bersama. Kalo "kado" ulangtahun pernikahan pertama kami main-main ke Universal Studio, tahun kedua kami sowan ke Bali, maka tahun ini kami ngendon di Jogja saja. Tapi kali ini saya meminta aa' (dan juga saya) untuk merefleksikan tiga tahun pernikahan kami dengan membuat SURAT.

Dan ternyata meskipun seperti "dipaksa", Aa' berhasil ngebuat saya mewek dengan suratnya itu, heu. Buat saya mikir tentang potensi saya, dan buat saya semangat untuk berjuang memperjuangkan cita-cita kami.

Saya gak akan nge-share semua suratnya kali ini, ini cuplikan-cuplikannya saja ya. Terima kasih Allah atas tiga tahun perjalanan ini :"). Semoga tahun-tahunnya akan semakin bertambah, begitu pula dengan nikmat-nikmatnya.

Kalimat Aa' yang bikin saya nyess (dan maaf kalo saya jadi narsis, hihihi)...

....

Selain aa' belajar banyak, sebaliknya tentunya aa' juga berharap banyak dari adek. Aa' ingin kita benar-benar berkembang bersama, tumbuh bersama, mendewasa bersama. Selama 3 tahun kita bersama, Aa' semakin hari semakin yakin banget kalo adek itu potensinya luarrrrr biasa. Dan menariknya potensi ini dimensinya berbeda sama potensi yang aa' tekuni.

Aa' ngeliat adek itu sebagai wanita yang sangat pintar sayang. Kalo mikir cepat banget, kalo pada saat-saat penting bisa sangat tenang dalam membuat keputusan dan bersikap. Adek juga sangat skillful dan berani dalam memasak, cepat, dan bisa come out dengan sesuatu yang baru dengan modal kira-kira. Dan yang paling utama, Aa' ngelihat skill adek dengan anak kecil itu real sekali. Bener-bener keren kalo udah ngeliat adek ngedongeng, bermain, ngajarin, atau sekedar ngajak ngobrol anak-anak.

Sayangnya potensi ini seringkali masih tertutup gerhana sayang. Gerhananya namanya "fear". Takut salah, takut kalah, takut dimarahi, takut ada yang memusuhi, takut rugi dan takut-takut lainnya. Jujur saja aa' juga punya banyak rasa takut ini sayang. Aa' prinsipnya ketika sesuatu memenuhi 3 hal: Ini hal yang ketika aa' niatkan ibadah aa' dapat pahala, Ini hal yang aa' sukai, aa' punya adek, teman dan keluarga yang mendukung aa' dalam melakukan sesuatu ini. Maka setakut apapun harus berani menjalani sesuatu itu. Makanya aa' baru berani berbisnis setelah menikah sama adek :D.

Ayo sayang, fokus menggapai mimpi kita. Adek fokus untuk punya child care sendiri dan jadi expert di perkembangan anak usia dini, sementara aa' fokus di entrepreneurship. Dan tentunya kita juga fokus menjadi orang tua yang baik dengan jundi-jundi yang banyak dan menggetarkan dunia. Jangan takut selama mimpi kita ini sesuatu yang merupakan ibadah kepada Allah. Jangan takut karena ini sesuatu yang kita sukai sayang. dan Jangan takut karena kita akan saling mendukung sayang. I will support you, and I know you will support me too.
I love you sayang..

Bener banget. Keknya saya masih harus berjuang untuk menaklukkan "fear" saya nih. Dan saya cuma bisa bilang, terima kasih, terima kasih, terima kasih....

Terima kasih ya A’ atas tiga tahun yang telah kita jalani bersama. Terima kasih karena sudah menjadi suami yang baik banget bagi adek, padahal adek sendiri merasa belum jadi istri yang baik bagi Aa’.. Terima kasih karena telah menjadi motivator sekaligus kritikus utama buat adek. Aa’ yang selalu nerima segala macam tingkah polah adek. Aa’ yang gak pernah protes kalo adek tidur melebihi waktu yang telah kita sepakati, padahal kalo aa’ yang kayak gitu adek mah udah mesem-mesem kesel :D. Aa’ yang selalu siap sedia memenuhi segala permintaan dan kebutuhan adek. Memahami segala kekurangan adek, dan mencoba untuk menguatkan sisi-sisi kerapuhan adek. Aa’ yang percaya bahwa adek akan selalu mampu melalui perjuangan demi pencapaian cita-cita kita. Terima kasih sekali lagi karena Aa’ telah bersedia percaya dan memilih adek untuk menjadi pendamping hidup Aa’.

Semoga barakah selalu tercurah untuk kehidupan rumah tangga kita ya, A’. Semoga Allah selalu menguatkan pundak kita untuk menghadapi segala tantangan dalam kehidupan pernikahan ini. Dan tentunya semoga Allah berkenan untuk mengumpulkan kita selalu dalam sebuah ikatan pernikahan sampai JannahNya kelak.


Mohon doanya selalu untuk keberkahan dan kelanggengan pernikahan kami, dan tentu saja mohon doa supaya kami bisa dipercaya dengan amanah keturunan-keturunan shalih-shalihah yang kelak akan menjadi penyejuk hati kami.

Semoga bagi yang mendoakan, yang sudah menikah doanya berbalik kepada keluarganya, yang belum menikah semoga segara dipertemukan oleh belahan jiwanya ^_^. Aamiin ya Rabbal'Alamin.

Saya ingin buka artikel ini dengan gambar ini:



Tau tas ini ga? Ya ini adalah salah satu jenis tas tote bag dari brand Longchamp (Paris). Tas ini katanya merupakan tas sejuta umat di Paris sana. Terlihat sederhana ya modelnya? Tapi jangan salah, tas ini harganya bisa mencapai S$100-S$150 loh, hihihi.

Nah ternyata tas Longchamp model ini juga bak kacang goreng di Indonesia. (Wah orang Indo makmur donk bisa beli tas ini? ) Eit tunggu dulu, tas "kembaran" Longchamp ini di Indonesia dibandrol dengan kisaran harga 80.000 - 125.000 rupiah saja, beuh murah kan.... Ya jelas tas ini merupakan hasil karya cipta tiruan dari Longchamp. Tapi bener-bener tas ini seperti asli loh. (Ko, kamu tau sih Put?)

Kenapa saya bisa bilang begitu? karena kebetulan Alhamdulillah, rezeki deh saya punya satu tas original Longchamp model ini (weeits kaya bener lo, Put). Yeee, ini tas gak dibeli pake uang sendiri ko. Alhamdulillah rezeki HADIAH perpisahan saat balik ke Indo dari salah seorang orang tua murid yang anaknya saya ajarin ngaji di Singapore *senyum lebar, Makasih banyak ya Mba :")

Nah, ternyata beda tas original dan tiruan ini cuma terletak di dalam si tas itu. Saya juga taunya dari pembahasan di blog sini sih. Pokoknya tidak terlihat nampak bedanya kalo dari luar, hihi.


Oke cukup soal intro tas aspal tadi, sekarang kita masuk ke pembahasan utama. Sebenernya yang mau saya bahas adalah maraknya citra-citra negatif yang sedang dibuat oleh media terhadap seseorang yang saya kenal. Tau kan kasus insiden bantuan kampanye-nya bu Wiwi (Wirianingsih)? (ayok coba di googling). Saya yang emang pernah seperjalanan sama beliau jelas aja gak percaya gitu sama berita tersebut. Apa iya bu Wiwi setega itu ya memanfaatkan korban banjir untuk kampanye?

Sampai akhirnya muncullah konfirmasi yang diposting oleh anak menantunya, yang kebetulan temen seangkatan saya di UI (bisa dilihat di senjaya.net, bagian keluarga, judulnya ibu kalo ga salah). Huuff, lega melihat penjelasan seperti itu.

Yaiyalah, sepersaksian saya ketika menemani saat beliau selama tiga hari berada di Singapur (waktu itu diundang sama Ikatan Muslim Indonesia di Singapura buat ceramah di KBRI), sikap dan perilaku beliau selalu membuat saya malu saat membersamainya (maksudnya pribadi bu Wiwi yang Masya Allah keren banget jadi ngebuat saya malu gak bisa berperilaku seperti itu padahal saya masih muda, hiks).

Bu Wiwi juga yang sepengetahuan saya merupakan satu-satunya pembicara yang tidak-segan-segan menyambangi shelter para TKI bermasalah yang ditampung di KBRI. Ya, jadi di minggu sore usai acara ceramah, saat saya dan aa' mau mengajak bu Wiwi dan rombongan jalan-jalan, bu Wiwi cerita kalau beliau baru saja mampir ke shelter TKI. Di sana mba-mba PLRT (kami di Singapur menyebutnya seperti itu, Penata Laksana Rumah Tangga) seneng banget dikunjungin, dan tentu saja cerita berbagai permasalahan yang sedang mereka hadapi (rata-rata mereka sedang menghadapi kasus, entah dengan majikan karena kabur, entah dengan polisi karena dituduh mencuri sama majikannya :( , sediih).

Nah pas balik ke wisma tempat menginap (salah satu rumah di KBRI), bu Wiwi dibawakan beberapa kantong lontong sayur. Saya dan aa' yang saat itu sudah makan disuruh mencicipi masakan mba-mba tersebut. Kata bu Wiwi "Ayo dimakan, Insya Allah banyak berkahnya." Ngedengernya langsung nyessss. Hebat banget nih ibu, baru pertama kali ke KBRI tapi udah langsung bertindak menyejukkan seperti itu. Tau sendiri lah kadang-kadang mba-mba PLRT itu suka dipandang sebelah mata. Makannya mereka seneng banget tau-tau ada ustadzah pengisi acara yang mau main ke shelter dan mau ngedengerin curhatan mereka. Nah saat keesokan harinya, bu Wiwi lalu "memaksa" bertemu salah satu staf KBRI (err kepala apa gitu ya), dan tebak apa? Ya beliau ingin mengetahui tentang detail proses penanganan kasus mba-mba ini, huhu, peduli pisan kan?

Maka jelas saya amat sangat sangsi (tuh ampe nulisnya lebay) ketika pemberitaan-pemberitaan negatif sedang menerpa beliau di media akhir-akhir ini. Saya menjadi saksi tentang kepedulian beliau terhadap orang-orang yang membutuhkan. Dan saya yakin betul ke-original-an sikap beliau inilah yang insya Allah akan selalu terpancar dan menjadi penyelamat baginya dari segala macam pencitraan buruk media.

Seperti tas Longchamp yang hanya bisa dibedakan asli dan palsu ketika melihat ke dalamnya, sikap dan teladan seseorang juga hanya bisa dilihat ketika melihat lebih dalam tentang keseharian dan perilaku orang tersebut terhadap sekitarnya. Dan saya menjadi saksi betapa sungguh seorang Ustadzah Wirianingsih adalah sosok keibuan, penyayang, dan peduli terhadap permasalahan orang-orang di sekitarnya.

Semoga Allah selalu menguatkan langkahmu, Ibu di jalan kebaikan ini :")




Yap, saya lagi berazzam buat rutin menulis lagi, minimal seminggu sekali. Kenapa gitu tiba-tiba jadi membara gini, Put? Ini akibat dari hasil main-main saya ke blognya dea, yang membawa saya ke blognya mba Jihan Davincka.

Isi blognya seru, rata-rata artikelnya tentang pemaknaan hidup yang dilaluinya saat terasing di negeri orang. Ah, saya jadi inget tentang masa-masa suka dan duka di SG, hampir-hampir mirip dengan kisah mba Jihan di Jeddah, tapi tentunya beda kondisi dan pemaknaan lah ya.

So, Insya Allah saya mau mencoba merunut pemaknaan terhadap kisah-kisah manis dan tentu saja pahit selama tinggal di SG. Nantikan ya di episode selanjutnya, Teman-teman :)


*Ini dikasih gambarnya dulu ajah, hihi

Gagahnya "Bahtera Nuh" di Singapura


Holla, hari ini masuk kerja lagi setelah 5 hari libur. Masih suasana liburan, makannya biar gak ngantuk aye mau nulis blog dulu bentar.

Yap, kali ini mau cerita hal yang berkaitan dengan husnudzon. Jadi gini, waktu saya di Singapur, saya punya guru ngaji, sebut saja Uni. Nah Uni ini nih ternyata dalam masa pernikahannya hampir selama 12 tahun menanti keturunan. Saya gak tau ya permasalahan beliau apa (apa ada masalah di pihak istri maupun suami), tapi yang jelas selama masa penantiannya ini beliau tetap optimis dan semakin mencemerlangkan diri di tahun-tahun penantiannya.

Selama masa penantiannya ini, dimana saat mereka harus tinggal di Singapur (dan pernah juga di Jerman), Uni ini menimba ilmu Al-Qur'an. Ngambil sertifikasi, belajar ilmu tajwid, dan juga dapet sanad langsung yang bersambung ke Rasulullah (tentang bacaan Al-Qur'an). Jangan tanya bacaannya ya, Masya Allah bagus banget. Saya nih yang ngerasa bacaannya udah lumayan aja, kalo pas sparing partner hafalan pastiiii banyaak salahnya, makhrojnya ga bener lah, bacaannya kurang panjang lah. Padahal saya di sana juga udah dapet satu sertifikat loh, jadi guru ngaji, haha.

Suaranya juga merdu, dan beliau nampaknya orangnya sabar sekali. Dan saya pikir pasti tingkat kepasrahan Uni dan kehusnudzonannya sama Allah itu udah baaaiiiik sekali. Makannya setelah proses panjang penantian (cek ini-itu, dua kali inseminasi), akhirnya pada proses bayi tabung yang dilakukan di KK (kandang Kerbau) Hospital, dengan izin Allah, beliau saat ini sudah memiliki sepasang malaikat kecil, yaitu shalih dan shalihah. Sekarang umur shalih dan shalihah sudah satu tahun lebih, dan baru-baru ini saya juga dapet kabar kalo si Uni tengah hamil lagi, Masya Allah kan.... :")

Semoga saya bisa mencontoh Uni untuk selalu bersabar, berhusnudzon, dan mencemerlangkan diri dalam proses penantian dan perjuangan mendapatkan buah hati (kami).

Entah kenapa ya perasaan iri atau sedih karena belum mendapatkan buah hati itu selalu menyelesap dan parah di waktu-waktu tertentu. Manusiawi kan ya? tapi semoga saya (kami lebih tepatnya), bisa melalui dan mencapai (mendapatkan buah hati) ini dengan "khusnul khotimah".

Semangat mencemerlangkan diri di tahun 2014!


Mohon doa selalu ya teman-teman :")
Saya dan suami punya cita-cita ngebuat perpus khusus anak-anak. Terinspirasi saat tinggal di Singapura, dimana yang namanya "library" di sana itu menjadi salah satu tempat favorit bagi anak-anak saat weekend bahkan saat weekdays. Gimana ga mau "betah" wong tempatnya super duper nyaman dan enak banget. Dan biasanya "Library" ini akan dihias berdasarkan tema tiap ada "event" tertentu. Ini salah satu dekorasi saat liburan sekolah tiba di National Library Singapore di daerah Bugis. (gambar diambil dari sini)













Gimana gak betah anak-anak coba kalo perpustakaannya kek gini? Pengin banget buat yang seperti ini di Jogja. Doakan ya semoga bisa terwujud :")


Juli 2011, saat itu pastinya saya sedang celingak-celinguk memahami situasi ramadhan di Singapura. Pertama kalinya puasa di negeri orang, jauh dari orangtua juga saudara. Masih kebayang gimana takutnya ketika pergi berbelanja (because of the big T that I have), bingungnya berkendara dengan transportasi umum, plus kikuknya percakapan dan pendengaran saya berkomunikasi dengan bahasa Inggris.

Alhamdulillah, setelah tiga bulan rasa-rasanya waktu itu keadaan menjadi lebih baik. Udah PD pergi-pergi sendiri, berinteraksi dengan orang lewat, dan yang lebih penting saya sudah mulai mempunyai teman, hahaha. (big thanks buat Mba Diah yang sudah menjadi pembuka pertemanan saya dengan yang lainnya :D)
Singapura kemudian menjadi begitu menyenangkan setelah saya masuk ke dalam komunitas pengajian tahsin west. Yes, mba-mbanya begituuuu baik dan menyenangkan. Ngerasa banget dapet saudara di sana. Dapet ilmu dari teacher-teachernya, dapet tapau dari mba-mbanya, sekaligus tips n trick tentang kehidupan di singapur yang diobrolkan selepas acara pengajian.

Nah, yang lebih menyenangkan dan mewarnai hari-hari saya di sana adalah murid-murid kecil yang saya cintai. Dengan tingkah polah yang of course gak bisa ditebak, mereka memberi begitu banyak pelajaran kepada saya. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan sepele sampai kadang bikin garuk-garuk kepala mikirin jawabannya. Tawa mereka, muka cemberut  kalo udah capek, dan yang  paling gak bisa dilupain ungkapan-ungkapan sayang yang mereka berikan kepada saya.

Tapi yang namanya kehidupan pasti ada sisi positif dan negatifnya ya. Di Singapur pula pertama kalinya saya mengalami tinggal sharing dengan orang lain. Yah mirip-mirip kayak waktu nge kos-lah. Di Singapur juga saya mempelajari sistem sewa-menyewa apartemen ditambah tingkah pola owner yang bisa dibilang ajaib, hahaha -> yang tingakah polah owner ini masuknya ke kategori negatif ya, :p.

Dua kali mengalami pindahan di Singapur juga mengasah kemampuan saya dalam hal packing-packingan. Oh tentu saja itu juga mengasah ke-tega-an saya dalam membuang barang-barang yang sebenernya gak penting-penting amat. Singapur juga memberi saya banyak pelajaran tentang susahnya mencari tempat tinggal yang pas di hati dan yang lebih penting pas di kantong :D. Mantengin gumtree tiap hari, nelponin agen buat viewing, malem-malem viewing rumah, dan yang gak kalah bikin stress nyari-nyari flatmates buat sharing :D.

Nah, di Singapur pula saya pertama kali ngalamin kejadian di datangin debt collector tiap malem (yang tiap malem ini terjadi selama lima hari berturut-turut). Saya yang polos ini gak menyangka bakal ngerasain “teror” debt collector dan juga “Ah Long”. Padahal bukan kami yang berhutang ya, tapi sensasi “ngeri”nya juga kian berasa. Saya pernah tuh di datengin debt collector jam SETENGAH SEBELAS MALAM. Kebetulan suami saya saat itu belum pulang dan sulit dihubungi. Tinggal-lah saya dengan segenap kekuatan yang saya miliki (lebay :D) menghadapi orang yang malam-malam menggedor pintu rumah tersebut.

Sebenernya sih ya, mereka gak serem-serem amat. Cuma secara psikologis entah kenapa saya sudah merasa kalah, hahaha. Oh ya, selain orang yang menggedor-gedor pintu untuk menagih hutang, kami juga pernah sekali mengalami teror “Ah Long”. Seperti teror Ah Long di sana pada umumnya, pintu dan tembok apartemen kami pun dilempar cat saat kami keluar rumah di hari minggu. Yes, hal tersebutlah yang juga membuat kami pertama kali berurusan dengan polisi. Karena teror tersebut merupakan suatu tindak kejahatan, jadinya pak polisi yang ditelpon sama tetangga kami pun datang ke apartemen kami dan membuat laporan kejadian perkara. Untungnya teror “Ah Long” nya cuma terjadi sekali, fyuuuuh.

Kalo sekarang inget kejadian itu bikin ketawa. Ternyata di Singapur juga bisa terjadi tipu menipu dalam menyewa apartemen, ya (kami anggap owner kami ini menipu karena ia bersembunyi dari para penagih hutang dan menyewakan apartemennya ke orang lain). So, hati-hati ya teman-teman dalam memilih tempat tinggal dan juga owner :D.

Segini dulu deh ceritanya. Insya Allah nanti disambung lagi dengan cerita lainnya.

Salam hangat,
Puti Ayu Setiani



One of  Wonderful Moment in Singapore (at Heart Power Tesol)



van and me



Me, Nayoeng (from South Korea), and the guy from Mongol (sorry forget your name)



Teachers and Students



Teachers and  Students



Teachers and Students

Salam, semua....

Jadi ceritanya sebelum balik ke Indo, saya lagi berniat beli-beli buku yang berhubungan tentang pendidikan. Mumpung masih di Sg, dimana akses buat pengiriman dari LN itu mudah. Soalnya beberapa penjual tidak memasukkan Indonesia sebagai salah satu negara yang bisa dikirim, huhu sedih ya :"(. Entah karena "mahal" lewat cukai-cukainya, atau alasan keterjangkauan? Gak ngerti deh.

So, ini kumpulan buku yang saya beli di sini:

a. New Cutting Edge
Intermediate level
Buku ini sebenarnya buku buat les English. Saya punya dua level; Elementary dan Intermediate. Harganya sekitar 45 SGD. Saya beli di tempat les.

b. Q: Skills for Success

intermediate level
Ini juga buku dari tempat les. Buku buat belajar conversation. Ada access code buat online practice-nya juga. Bagus deh, saya suka banget sama buku ini. Harganya sekitar 40 SGD (saya beli di tempat les). Tapi kalo di kinokuniya cuma 26an SGD, huuu tau gitu mending beli di kino :(


c. Times Giant Book of 4000 Words



Ini sebenernya buku anak-anak, macam kamus bergambar gitu. Berhubung saya juga masih harus banyak nambah vocab english, jadinya saya beli buku ini. Waktu itu belinya di Popular, lagi diskon. Harganya 20.87 SGD


d. Oxford English Grammar Course (Basic)


Buku ini buku latihan grammar (basic). Ada CD latihannya juga. Harganya 25.95 SGD. Buku ini hampir habis saya lahap. Kebanyakan latihannya nih buku, jadi puyeng kalo kelamaan belajar, wkwkwk.

e. The Official Guide TOEFL test


Ini buku kelas "berat" yang saya miliki. Maklum, selain emang buku yang paling susye buat dikerjain dari yang di atas-atas, buku ini juga paling berat dan harganya lumayan, hehe. Baru dikerjain 1/3 doank. Beli di Kinokuniya, harganya sekitar 46.55 SGD. Tau gak, buku ini tuh hadiah dari suami saya, hahaha. Meeeen, sangking penginnya aye ikut TOEFL, ampe dihadiah-in ini coba.... Suami gw, emang ye....


f. Emergent Curriculum in Early Childhood Setting


Ini buku yang secara sadar saya beli buat peningkatan kapasitas diri, khususnya dibidang pendidikan anak usia dini. Bukunya bagus, aplikatif banget. Sekaligus memaparkan isu-isu yang akan hadir dalam setting Child Care ataupun Pre School. Ya judulnya aje ada "From Theory to Practice". Nanti saya coba buat rangkumannya ya. Buku ini saya beli di Kinokuniya. Harganya 48.22 SGD. Baru sekitar seminggu saya beli buku ini. Amazing-nya, saya sudah baca lebih dari setengah bukunya, prok...prok...prok.....


g. Child Development

karangan Laura E. Berk
Buku ini masuk kategori buku kelas berat. Selain karena isinya yang "berat", harganye juga paling berat, haha. Saya beli di e-bay dari salah seorang penjual yang ada di Bangkok, Thailand. Ini buku di United Kingdom harganye maknyus, nyampe hampir 200 SGD-an, wkwkwk. Kagak sanggup dah belinya kalo harganye segitu mah ye. Tapi setelah nyari-nyari akhirnya nemu yang harganya 61 USD, tambah ongkir DHL 9 USD. Total saya habis 85.26 SGD buat buku ini. Untungnye kemarin honor ngajar terkumpul sempurna (maksudnya semua orangtua bayarnya berdekatan), hehe. Jadinya semangat buat beli buku ini. Saya beli online hari minggu, hari selasa dah nyampe. Wiiih, top deh. Sayangnya kalo beli buku-buku lewat e-bay, jarang banget yang bisa ngirim ke Indonesia. Kalopun ada jatohnya jadi mahal, kagak tau deh kenape. Anyway, insya Allah dua buku terakhir ini akan saya coba hadirkan summarynya. Biar saya juga jadi kepicu buat ngebacanya. Buku ini belum saya baca sama sekali, baru dilihat-lihat sekilas aja.


Yooow, itulah beberapa koleksi buku yang saya beli di Singapur. Kalo di total emang bikin "nyesek" ye harganye. Tapi mumpung lagi dikasih "keluangan" buat beli, jadinya beli aja deh. Makannya saya sama aa' bertekad buat jadi orang mampu (baca:tajir), biar kalo mau access buku-buku kayak gini gampang. Kalo di Singapur sih enak, ada perpus umum yang selalu up to date. Nah, di Jakarta, jujur kalo bukan perpus universitas, rasa-rasanya agak susah ya nemu yang kek gini buat dibaca gratisan di Jakarta. Iya gak sih?






Kemarin ceritanya ikutan event ini di Sustainable Living Lab (SL2). Seruuuuu. Meskipun aye belum bisa aktif  nimbrung (maklum english masih pas-pasan), at least aye ngerti segala instruksinye. Nanti aye ceritain lebih detail deh sambil nunggu uploadan foto2nya dari SL2. Sekarang mau ngeshare hasil dari cardboard lamps nya aja....

silee dilihat....




silent couple kalo kata seorang fasil, haha. Katanya kita harmonis banget karena jarang kelihatan berdebat :p



niatnya bikin kayak api, eh malah jadi kayak pohon cemara





sebagian karya yang udah jadi






foto profesionalnya :)
*Tebak, punya aye yang mana?



Creativity. Sometimes it's difficult for adult to show their creativity. I heard some conversation about this. For example in a conference, people must draw the person who is sit next to them. Guest, what will happen? Maybe all of people will embarrass by their drawing. But it's not happen when this task is do by children. At least until stupid adult make a bad judgment for them.

The main idea is we (adult) always scare with other's judgment when we want to speak about our idea. Whereas maybe our strange will be a great idea for others.

To solve this problem we know about one method was known as brainstorming. There are two rules for this. First is Don't Judge! That is don't say the idea good or bad. The other rule is go for quantity. That means is important to have many different ideas. For this way people will feel free to suggest any idea even it sounds strange.

So, let's try to be a creative person :)



In the some countries, less citizen leads government makes some policy to increase population. For example government gives some benefits if the citizen have children: incentive, their tax will be decrease (relieved), insurance for education and health, etc. The other way is government can invite foreigner to become citizen, certainly with some requirement, for instance they have good talents, they have investment for the country, they had already lived for minimum five years, they already mastery in the language, and etc.

The policy for being a citizen it depends on the government in that country. The US has a unique way for foreigner to get a citizenship. The government offers the citizenship but they (foreigner) have to register for The US military and they have to serve for at least five years in military. If they don't, then they can lose the citizenship.

This program is one way to solve the military problem in The US. The military in US has became stretched thin because it is involved in so many different place in the world. So the government attracts so many people to join in military.

However i think there are so many strictly requirement for this program. It because this program involve safety country the safety of the country. It's not as simple ly as its appearances. So, if you want to become the US citizen, you can ask or talk to the US embassy for this program, because this program it's hardly to find for the details on the internet. Remember if you join in this program, you HAVE TO BE proud and HAVE TO survive in the US military at least for five years. And  i think that is quite difficult to survive especially in the US military .

Thank you for reading my article. The source for this article is from English cafe #384. See you again :).

Today is the last day i'm studying english conversation at one school in Singapore. A lot of things i got from there. Good teacher, kind friends, but sadly i must said a little bit dissapointed with the school management and rules :(. Overall i'm happy learning at there. Because now i feel confident to talk in English, hehe. Hope someday i can join in other class at other school.

Finally, i'm gonna miss you, all :")


My teacher, Lisa and I



Minami, Miri, Monika, me, and Hyun Bin




Rasanya pengin deh setiap hari nulis tentang pelajaran apa saja yang saya dapatkan saat saya mengajar murid-murid saya mengaji. Jelas pengalaman-pengalaman ini akan menjadi bekal saat saya mendidik anak-anak saya nanti Insya Allah. Berikut beberapa hal yang kemarin-kemarin ini terjadi.

* F tadinya sangat sulit untuk "diajak" belajar sesuai dengan jadwal yang sudah saya tentukan. Ia masih berpikir bahwa saat saya artinya adalah saatnya kita main bersama, haha. Wajar mungkin karena di awal saat pendekatan dengannya, terlebih dahulu saya akan bermain sekitar sepuluh menit bersamanya, tapi seringnya sih lebih dari sepuluh menit :p. Walhasil saat saya datang, Ia selalu berujar "Can we play just 10 minutes?".

Nah, untuk tahun ini saya ingin sedikit merubah kebiasaan tersebut. Mainnya tetep, tapi saya ingin menaruhnya di akhir saja setelah pelajaran usai. Karena jika ditaruh di awal maka saat mengaji pun ia tetiba bisa saja mengambil boneka angry birdnya dan melanjutkan permainan pretend play-nya. Awal merubah ini terasa sulit memang. Ia cenderung tipe yang "sensitif". Jadi kalo dia tiba-tiba gak suka sama perlakuan saya, langsung ngambek deh gak mau ngelanjutin baca qiraatinya. Pernah suatu waktu selama satu jam saya dibuat senewen, membujuknya untuk membaca qiraati selesai satu halaman saja :D. Biasanya dia mengeluarkan kata-kata "I don't like you, tante Puti". Kalau sudah begini wih saya harus pintar-pintar membujuknya.

Alhamdulillah tapi sekarang perlahan ia mulai berubah. Di awal tahun ini saya mencoba bersikap agak "keras" untuk tidak memberinya waktu main bersama sebelum ia selesai membaca qiraati. Berhasil memang dengan sikap "keras" saya ini, tapi yaitu saya masih harus menghadapi fase-fase ngambeknya dia.

Saya kemudian mencoba menerapkan cara lain. Saya memberinya timing dua puluh menit untuk menyelesaikan membaca satu halaman. Jika dia berhasil melakukannya, maka saya akan memberikan satu "Smiley Star" untuknya. Dan, ternyata itu berhasil saudara-saudara. Total waktu yang ia perlukan untuk membaca hanya sekitar 9-11 menit sahaja :D.


* K, murid baru Saya. Murid perempuan saya satu-satunya untuk saat ini. Jelas, sangat berbeda pendekatan mengajarnya dengan dua murid saya yang lain. Cenderung "nurut" dan mudah diatur. Akan tetapi kemarin akhirnya saya menghadapi saat dimana ia "mogok" tidak mau belajar mengaji, haha. Ceritanya sebelum ngaji Ia sedang menonton film kartun Mr.Bean. Saya memintanya untuk mem-Pause film tersebut dan boleh dilanjutkan setelah selesai ngaji. Ternyata di lima belas menit terakhir, saat saya sedang menjelaskan etika makan dengan bahasa Inggris, tiba-tiba adiknya tanpa sengaja mematikan laptop yang memuat film Mr.Bean tadi. Apa yang terjadi?  Ya tentunya si Kaka ngamuk ke adiknya, dan pada akhirnya ngambek dipojokkan.

Huff, padahal sebelumnya saya sudah prepare menjelaskan penjelasan ini dengan Bahasa Inggris. Saya sudah cukup PD bisa menarik perhatiannya dengan penjelasan saya. Tapi e... gak taunya ada kejadian semacam ini. Saya gak pernah ngebayangin akan seperti ini. Meskipun presentasi menggunakan bahasa Inggris saya kurang begitu berhasil, tapi saya jadi belajar bagaimana cara membujuk Kakak yang ngambek agar mau balik belajar lagi.

Haha, iya mengajar itu memang selalu dipenuhi ketidak-terdugaan :D


*B, Si Abang yang satu ini sebenarnya termasuk ke dalam tipe "penurut". Cuma ternyata ditengah-tengah ngaji dia suka tetiba loncat-loncat atau jalan ke sana kemari :D. Sama sepeti F, saya menerapkan metode timing untuknya. Karena umurnya yang memang lebih tua dua tahun dari yang lainnya, maka saya hanya memberi waktu 15 menit saja untuk membaca satu halaman qiraati. Nah, kalo giliran pas hafalan, saya membiarkannya loncat ke sana kemari deh, yang penting dia mengikuti dan mencoba mengingat apa yang saya katakan. Karena nampaknya si Abang termasuk ke dalam tipe kinestetik :D


Tentunya hal-hal tersebut hanya sebagian kecil dari apa yang terjadi saat mengajar. Saya bersyukur dengan keputusan saya tepat setahun yang lalu untuk mengikuti ujian menjadi Guru Qiraati (di sini untuk menjadi guru ngaji saja harus bersertifikat soalnya). Padahal awalnya saya takut mengikuti ujian ini. Di satu sisi takut karena ternyata banyak term-term tajwid dan juga perbedaan rule penulisan Al-Qur'an rasm Utsmani dan Imla'i (karena yang kita baca di Indo adalah Imla'i, sedangkan Singapur memakai rasm Utsmani). Di sisi lain saya yang baru berada di Singapur selama beberapa bulan dan pada saat itu belum mempunyai izin tinggal tetap, jelas saja takut dan tidak percaya diri menghadapi lingkungan dan orang-orang baru. Karena untuk mengikuti ujian ini, saya harus mengikuti kursus selama dua minggu. Untung saja ada beberapa orang indo yang juga ikutan, jadinya saya gak merasa "sendiri". Dan terlebih untung saja bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Malay :D.

Andai saja pada saat itu saya kalah oleh ketakutan itu, tentu saja pengalaman belajar dari F, K, dan B tidak akan pernah saya alami. Terima kasih Allah atas semua kesempatan ini. Dan jelas sekali saya belajar dari sebuah quotes ini:

"Kamu yang sekarang adalah keputusan kamu di masa lalu"

Yes, mulai sekarang saya akan mencoba belajar menaklukan ketakutan-ketakutan saya. Karena jikalau saya takut duluan, terntulah saya tidak akan pernah bisa belajar dan tidak akan pernah mengalami pengalaman-pengalaman yang selalu membuat saya lebih matang.

Terima kasih Allah atas segala kesempatan yang diberikan :)







Ini sebenernya banyak yang mau saya ceritain. Tentang les conversation yang sudah berjalan dua bulan, tentang flat baru, murid-murid baru, semangat baru, tantangan-tantangan baru, dan juga tentang target-targetan baru. Pengin nulis semua-muanya pokoknya.

Tapi apadaya, sekarang karena jadwal super padat (gaya :p), makannya kalo malem suka udah tepar kayak sekarang ini. Apa daya pagi-pagi harus masak, bebersih, dan juga mempersiapkan segala macam hal-hal berbau laundry. Siang hari biasanya nyiap-nyiapin buat ngajar, dan siang menjelang sore udah harus cap cus ngajar karena tempatnya jauh-jauh, haha.

Walhasil biasanya sampe rumah sudah malam dan sudah tepar :D.

Padahal ya bulan ini jadwal saya boleh dibilang masih bolong tiga, karena bulan depan insya Allah akan terisi dua atau tiga slot waktu lagi buat ngajar (Alhamdulillah masih diberi kesibukkan).

Seneng sekaligus deg-degan. Pasalnya semakin banyak murid, maka tentunya kapasitas membaca Al-Qur'an saya mesti ditingkatkan. Insya Allah makannya nanti mau ikutan Talaqqi di sebuah lembaga yang nantinya insya Allah akan dapet sertifikat ketika sudah khatam :).

Mudah-mudahan saya bisa istiqomah nih mengajar dan diajarkan Al-Qur'an.

Seneng plus capek juga. Seneng karena bisa ketemu murid-murid yang kadang perilakunya buat senyum-senyum dan buat ketawa (Ah, you made my day, dear). Tapi kadang bisa mesem juga kalo lagi keluar "jeleknya". Seneng yang lain adalah Alhamdulillah dapet titipan rezeki dari Allah melalui para orangtua muridnya (Alhamdulillah :D). Capeknya ya karena lebih banyak keluar aja tiap hari. Sehari bisa di dua tempat di pagi dan sore (karena saya masih harus les bahasa Inggris tiap selasa dan kamis :D).

Semoga tetep semangat dan istiqomah ya dalan ajar-mengajar Al-Qur'an ini. Semangat selalu semuanya....

Al Insan adalah surah kedua yang saya hafal dengan "hanya" mendengarkan lantunan Mishari Rasyid pada awalnya (surah pertama adalah surah As-Shaff). Yakin bisa hafal cuma dari mendengar saja? Hehe, ya gak lah. Makannya saya bilang kan pada awalnya :p.

Hafal yang saya maksud adalah otak saya bisa merekam lagu yang dilantunkan oleh Misyari pada saat membaca surat ini. Tentunya untuk masalah makhrajnya saya masih harus menghafal lewat "membaca". Biar gak salah tentu saja sebenernya bunyinya seperti apa.

Saya merasa bahwa dengan mengetahui nada otak saya jadi bisa merekam jikalau saya salah melantunkan ayat selanjutnya (soalnya nadanya jadi gak enak di dengar :p). Itu kelebihan menghafal dengan mendengar menurut saya. Tapi tetep aja sisi buruknya adalah ketika menyetor hafalan, sisi tajwid saya tentu saja kacau balau :D.

Gara-gara saya suka banget sama surat ini (suka karena lantunannya dan artinya tentu saja), saya meminta a' Delta menjadikannya hadiah di hari pernikahan kami.

Al-Qur'an bukan saja untuk dihafal, tapi untuk dijaga. Makannya sebutan yang hafal qur'an adalah hafidz/ah yang artinya penjaga. Nah, hafalan ini ternyata bisa hilang sodara-sodara, kalau tidak kita ulang-ulang. Dan itupun terjadi pada hafalan Al-Insan saya :(.

Karena itu kemarin mencoba mengembalikan total hafalan saya, sembari gosok (karena gak ada TV juga), jadilah saya memurajaah hafalan saya ini. Meskipun penyelesaian gosoknya jadi agak tersendat (karena tiap saya lupa, saya selalu ngecek Al-Qur'an), tapi Alhamdulillah hal ini cukup efektif bagi saya karena mau gak mau saya mesti me-recall ingatan saya supaya gosokannya cepet kelar, haha.

Di lain hari, sembari bebersih rumah, sepanjang aksi itu saya puter nih muratalnya mishari rasyid hanya pada 3 surah saja yaitu: Abasa, As-Shaff, dan Al-Insan. Alhamdulillah sejak dua hari itu hafalan saya pun sudah kembali kepada posisi yang seharusnya. Hehe.

Begitu saja sih cerita tentang hafalan Al-Insan saya ini. Semoga saya juga bisa konsisten menjaga surah yang telah saya hafal dan juga konsisten untuk menambah surah yang saya jaga :D. Mohon doanya ya teman-teman ;).





Mungkin pengalaman menjadi minoritas (bener-bener cuma muslim sendiri) sudah banyak dialami oleh teman-teman semua, tapi ini benar-benar hal pertama kali dan sangat "menantang" bagi saya. Sekedar ingin berbagi. Siapa tau ada hikmah yang bisa dipetik dari membaca kisah saya ini.

Mengikuti les Bahasa Inggris di sini merupakan kunci dari pengalaman-pengalaman berharga yang saya dapatkan. Lingkungan baru, suasana baru, guru-guru baru, serta memiliki teman-teman baru yang berasal dari beberapa negara diantaranya Korea, Jepang, Mongol, Vietnam, RRC, Peru, Chili, dsb.

Menjadi muslimah diantara yang lain jelas membuat saya menjadi "sorotan". Hijab yang saya kenakan merupakan pemandangan unik tersendiri bagi teman-teman saya. Ya, mungkin ini pertama kali bagi mereka memiliki teman seorang muslimah. Saat pertama kali melihat, mereka mungkin penasaran dengan saya, sampai pada akhirnya pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan seorang muslim pun terlontar dari mulut mereka.

1. Mengapa kamu menggunakan hijab, Puti? Panaskah? Siapa saja yang bisa melihat rambut, tangan, dan kaki kamu?
Pertanyaan ini sering saya dapatkan dari teman-teman saya. Saya mengatakan bahwa berhijab adalah pilihan, tapi tentu mempunyai konsekuensinya tersendiri. Saya lalu bercerita tentang "reward" dan "punishment" yang akan didapatkan di kehidupan setelah mati. Lalu salah satu teman saya bertanya "Apakah kamu mempercayai semua itu, Puti?" :)

Mengenai adaptasi berhijab, saya katakan wajar jika terasa "sulit" pada awalnya. Akan tetapi lama-kelamaan kami terbiasa dengan pakaian ini. Saya juga mengatakan bahwa pemilihan bahan pakaian juga bisa menjadi solusi dari masalah "panas-panasan" ini. Saya menjelaskan bahwa jilbab tidak pernah membatasi gerak saya. Mau naik gunung, hayu, sekolah, hayu. Pokoknya hijab bukan jadi alasan deh :).

Hijab memang hal yang menarik bagi teman-teman saya ini. Sampai-sampai seorang teman saya yang berasal dari Vietnam datang dan berbicara empat mata dengan saya usai kelas. Hihi, dia amat penasaran sama temen barunya ini. Salah satu pertanyaan yang Ia tanyakan adalah tentang siapa saja yang bisa melihat rambut saya. Di akhir perbincangan kami pun, Ia kemudian berkata "Wah, Puti saya sangat menghargai usaha kamu yang mengenakan hijab" :)

2. Makanan apa saja yang boleh kamu makan, Puti?
Pertanyaan mengenai halal dan haram makanan (dan tentu saja minuman) adalah pertanyaan kedua yang paling sering ditanyakan. Pasalnya di tempat les saya ini sering ada acara makan bersama. Kejadian pertama adalah ketika guru saya yang habis berlibur ke Italia. Ia membawakan makanan khas dari sana. Saat semua mengambil makanan, saya terdiam dan berpikir 'bagaimana saya harus menanyakan komposisinya dalam bahasa inggris' . Maklum bahasa Inggris saya masih pas-pasan (maka dari itu saya les bahasa Inggris :D). Akhirnya saya memberanikan diri bertanya, dan Alhamdulillah guru saya dengan sigap mengambil bungkusan utama makanan tersebut untuk memastikan bahwa Ingredientnya aman bagi saya. 

Akan tetapi saat ada event makan kue2 bersama (seluruh kelas) jujur saya agak bingung menanyakan ingredientnya. Mungkin karena biasanya kelas besar, jadi saya agak sungkan untuk nanya-nanya. Saya mensiasatinya dengan membawa snack sendiri. Jadi saya tetap bisa bersama-sama dengan mereka tanpa mereka sendiri harus merasa tidak enak dengan makanan "syubhat" yang disediakan :D.

3. Pemakaian tangan dalam aktivitas
Salah satu guru saya menanyakan kepada saya tentang aturan penggunaan tangan bagi muslim ketika beraktivitas. Maka saya menjelaskan tentang penggunaan tangan kanan dan kiri. Pada suatu hari di akhir kelas salah satu teman saya yang berasal dari Jepang (perempuan) bertanya kepada saya, "Puti boleh aku menyentuhmu? Bolehnya pake tangan apa, kanan atau kiri?". Saya tersenyum kemudian berusaha menjelaskan kepadanya soal aturan sentuhan dalam Islam.

4. Apakah kamu masih boleh melanjutkan sekolah Puti? Bagaimana dengan berkarir?
Pertanyaan ini dilontarkan oleh teman saya (laki-laki) yang berasal dari Mongolia. Dia cukup terkejut ketika saya menjelaskan bahwa justru suami saya sangat mendorong saya menuntut ilmu bahkan berkarir sekalipun. Mengapa Ia terkejut? Pasalnya ia berpikir bahwa para muslimah ini tidak diperbolehkan untuk menuntut ilmu ke jenjang yang tinggi. Terlebih ketika muslimah tersebut sudah menikah dan memiliki anak. 


Masih banyak hal seru yang saya alami di sana. Ya, dulu mungkin saya takut memikirkan bagaimana saya harus berlaku sebagai seorang minoritas di sana. Akan tetapi lama kelamaan saya justru menikmatinya. Saya jadi banyak belajar melalui mereka. Menikmati berkenalan dengan mereka dan bertukar pikiran menganai kebudayaan dari negeri asal masing-masing. Alhamdulillah, terima kasih Allah atas anugerah ini :)





Agak-agak lebay ya judulnya, hehe. Tapi beneran insya Allah mulai minggu depan saya bakal jadi student lagi. Ceritanya saya join di kelas conversationnya Tesol tiap hari selasa-kamis dari jam 1.30-4.30. Hehe, mungkin terlihat biasa aja ya, tapi ini termasuk hal yang luar biasa bagi saya. Bayangkan, saya harus ngomong english selama 3 jam! Hahaha, membayangkan hal ini pasti suami saya tersenyuuum dengan lebar. Aa' emang paling seneng kalo saya sedang berusaha menaklukan zona tidak nyaman saya, hihi.

Yes, saya mesti bisa dan pasti saya bisa melewati itu semua dengan baik. Kami sudah menginvestasikan tumpukan dollar singapore buat ini. Saya gak boleh menyia-nyiakan begitu saja. Buku dan akses online juga sudah di tangan. Saya mesti semangaaaat, yoosh!

Oh ya selain kelas conversation, saya insya Allah juga akan join di free program General English Intermediate di Heart Power Tesol juga. Programnya itu periode 20 nov-14 des setiap hari SENIN sampai JUMAT jam 10-12. Itu berarti selama sebulan di tiap hari selasa dan kamis saya akan berada di markas Heart Power dari pagi sampai sore, hahahaha gilee. Ditambah hari kamis saya mesti lanjut ngajar di sembawang (kira-kira perjalanan selama 40 menit menggunakan MRT). Cuma bisa senyum aja deh dan berharap saya bisa melalui semuanya dengan baik.

Jadi selama sebulan saya bakal melakoni peran jadi "anak sekolahan" lagi nih, ditambah mesti ngajar ngaji tiap rabu,kamis, dan jumat sore. hihihi. Sudah kompromi sama aa' gimana kira-kira enaknya nih buat kerjaan RT. Aa' gak masalah kalo makanan harus beli di luar ataupun rumah berantakan, yang penting saya bisa fokus belajar plus baju ngantor bisa siap sebelum berangkat (gosoknya ngedadak gak apa gitu, hehe).


beberapa buku yang sedang saya pelajari

Siplah, suami saya emang motivator utama saya buat re-charge semangat belajar yang sering kembang-kempis. Ya, ini memang investasi buat keluarga kami. Saya jadi berpikir mungkin memang Allah sedang memberi kesempatan belajar pada saya seluas-luasnya dengan penundaan pemberian baby-baby yang lucu pada kami. Allah sedang mempersiapkan orangtuanya (kami maksudnya) agar excellent terlebih dahulu, biar nanti pada saatnya kami diberi amanah itu, kami sudah mempunyai cukup bekal untuk membuat anak-anak kami excellent juga pada akhirnya (aamiin).

Sekarang ini aa' sedang semangat mengembangkan skill dan bisnisnya, saya juga harus bersemangat mengembangkan kemampuan berbahasa inggris saya. Siapa tau kami ditakdirkan untuk membesarkan anak-anak kami di negara yang memang  bahasa nasionalnya berbahasa Inggris, jadi kami selaku orangtua bisa beradaptasi dengan baik dan mampu mendidik anak-anak kami di lingkungan seperti itu.

Sekalipun sedang mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, kami juga sedang berikhtiar lewat jalur medis (untuk menjemput rezeki anak-anak yang shalih/ah). First appointment kami dengan seorang obgyn insya Allah akan dilakukan tanggal 5 November ini. Doakan ya semuanya baik-baik saja. Kalaupun harus menjalani treatment, doakan kami selalu agar dimudahkan untuk menjalaninya dan dimurahkan rezekinya oleh Allah SWT (mumpung lagi 10 hari pertama dzulhijah nih, doakan kami ya...).

Pesan untuk anak-anakku kelak, setiap impian itu memang harus dilalui oleh perjuangan dan permohonan padaNya. Dengan berjuang, yakinlah Allah akan memberikan cintaNya di setiap keringat perjuangan yang dikeluarkan saat berusaha mencapai impian tersebut. Kami tengah berjuang untuk kalian, Nak. Semoga kelak kalian menjadi anak-anak yang shalih/shalihah dan selalu juga berjuang untuk kemaslahatan umat ini. We always love you, Kids although we still try to reach you, now.


with love,
Puti Ayu Setiani






Mau cerita sedikit, kemarin ceritanya aa' lagi ambil cuti dan mengerjakan "sesuatu" di NTU. Nah, tadinya saya berniat untuk ikut juga sambil ngerjain latihan english gitu. Akan tetapi ternyata Mba Weni mau dateng ambil kerudungnya, jadilah saya memutuskan untuk menyusul saja.

Pas dekat jam makan siang, bersiap-siaplah saya menuju kampus NTU yang kurang lebih jaraknya memakan waktu 15-20 menit perjalanan. Sebelum naik bus, saya membeli segembol roti dan air mineral buat bahan camilan aa' dan temannya (evan).

Lalu  saya pergi ke halte untuk menunggu bus 179. Gak lama kemudian bus tersebut datang. Sepuluh menit perjalanan (sepertinya) tibalah saya di halte busa bawah jembatan (penyebrangan gedung) NTU. Rame banget di sana, maklum namanya juga pas weekday (biasanya soalnya kalo ke sana weekend). Saya naik ke atas, ke arah McD sambil mencari-cari HP untuk ngabarin aa' kalo saya sudah sampai di NTU. Dicari-cari HPnya gak ketemu juga. Sempet panik awalnya, tapi saya mencoba untuk tetap tenang.

Oke, HP fix ga ada, berharap cuma ketinggalan, bukan jatuh apalagi dicuri. Saya coba mengingat-ngingat perkataan aa' tentang letak Student Centre. Katanya di bawah lantai McD. Saya pun memutuskan untuk mencari studend centre tersebut.

Alamak, ternyata NTU sedang ramai karena adanya bazar di sana. Saya yang emang lagi gak enak badan jadinya tambah pusing. Mana si tangga dicari-cari gak ketemu jua. Sempet nemu tangga etapi malah mengarah ke sebuah ruangan. Perasaan saya si Student Centre itu bukan ruangan, tapi hanya tempat yang dipenuhi meja dan kursi. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja daripada pusing saya tambah parah.

Saya pun kembali menuju halte tempat saya turun. Di sana ternyata sudah ada bus operational NTU. Tanpa pikir panjang saya langsung saja naik bus itu dan berpikir tentang penghematan karena busnya gratisan sampai ke pioneer station (rumah saya di sebelah pioneer station). Pas duduk (dengan manisnya di depan) saya baru sadar kalo saya gak ngelihat tanda di depan bus apakah mengarah ke pioneer atau tidak. Saya panik gimana kalo saya nyasar karena HP juga ketinggalan jadi gak bisa ngehubungin aa'. Tapi saya mencoba tetap stay cool. Agak sedikit tenang karena bus ini juga melewati tempat-tempat yang biasa dilewati oleh 179. Sip, berarti ini ke piooner, pikir saya. Etapi ternyata setelah perjalanan lumayan panjang bus ini malah kembali mengarah ke tempat halte sebelum halte tempat saya turun. Ketawa deh saya dalem hati, fix ini mah saya cuma muter-muter saja alias salah naik bus, hahaha.

Akhirnya saya turun di tempat saya naik tadi, haha. Agak-agak malu sebenernya sama si sopir yang emang daritadi bingung ngeliatin saya (nih orang perasaan naik di sini tadi, hihihi, gitu kali ya pikirnya). Yaudah deh saya memutuskan untuk menunggu bus 179. Gak lama kemudian busnya pun datang.

Dan ternyata bus 179 tadi melewati tempat yang saya lewatin juga. Cuma bedanya kalo bus tadi akhirnya belok ke kiri pas udah sampai di Nanyang Cresent, tapi 179 lurus menuju gerbang luar. Ahaha, saya baru sadar di sini bedanya.

Saya pun sampai lagi di rumah. Dan tenyata HPnya tergeletak dengan manisnya di kasur. Langsung deh buka HP, melihat ada satu miscall dari aa' dan satu pesan BBM menanyakan keberadaan saya (padahal saya berharapnya mendapat banyak miscall, ahaha *Suami saya orangnya tenang dan percaya sama saya). Yaudah deh langsung telp aa' dan menceritakan kejadian yang saya alami. Nah, karena gak enak badan dan lapar pula, saya minta aa' pulang dan bawain saya makan siang, hiks. Lalu sehabis aa' shalat dan makan siang di sana, aa' balik ke rumah dan mengantarkan makanan lalu balik lagi ke NTU (so sweet ya suami saya :D).

Yeah, pengalaman pertama "nyasar" di NTU. Ternyata ketinggalan HP itu memang bisa merusak segalanya ya, ahaha. Harus lebih detail nih sebelum pergi, pasalnya ini udah ketiga kalinya saya pergi gak bawa HP (untung yang dua gak pake acara nyasar dan ngerusak acara :p). 

Oke deh sekian dulu sharing-sharing dari saya ya. Sampai jumpa di cerita selanjutnya..... Bye-bye....


halte tempat saya turun setelah melewati gedung ini


Heiho semuaa....
Ini mau update kabar nih (padahal udah ngantuk n capek banget, tapi tiga hari ke depan bakal sibuk keknya). There're so many happened lastweek (Alhamdulillah ^_______^). Mulai deh ya update-annya.

1. Berita menggembirakan yang pertama ini adalah bahwa, suami saya tercinta (bersama tim bisnisnya) nongol di Berita Harian (koran Malay) setengah halaman penuh (page 4). Huahaha, pada heboh deh jagat per-Fb-an dan per-milistan. Ya..ya semoga ini jadi awal yang baik ya buat bisnis ini ke depannya. Semoga timnya makin solid dan produknya bisa menghasilkan profit yang besar (*Matre.com, buahaha). Kan kalo dapet profit yang besar saya kecipratan juga :p.

ini suamiku yang paling tembem di antara yang lain :D


2. Peristiwa yang membahagiakan lainnya dan bikin semangat adalah saya sangat senang sekali berada di kelas TESOL Free Elementary Program. Pasal selain gratis (*teteup), gurunya juga enak-enak loh. Ada Joy, Shanti, Jack, dan Adam. Selain gurunya yang caem abis, temen-temennya juga gak kalah seru. Ada yang dari Jepang, Iran, RRC, dan (mayoritas) Korea. Saya otomatis yang "malay" sendiri. Tapi yang muslim ada saya dan Nasy (yang dari Iran). Karena berasal dari negara yang berbeda ini maka mau gak mau kite komunikasinya lewat English. Jadi udah sama-sama paham lah ya kalo responnya agak-agak lambat atau kita tiba-tiba nyebut "wait a minute, err..what should i say.." :D. Nah environment yang kayak gitu tuh yang ngebuat saya makin PD ngomong english. Meskipun ini program gratis, tapi guru-gurunya bener2 profesional (jempol deh pokoknya). Jadi yang native speakers itu Joy dan Shanti, sedangkan yang lagi ditraining jadi guru itu Jack dan Adam. **foto menyusul soalnya belum minta sama Jack :p.

Pokoknya saya seneng banget sama kelas kemarin. Sayang saya cuma bisa join pas di tengah kelas. Tapi jangan khawatir, kata Joy and Shanti saya boleh join juga di program Free Intermediate Class, buahahaha. Seneng sekaligus deg-degan. Pasalnya pemirsa, sebenernya saya ini masih level pre-Intermediate (maluuuu.com), tapi gak apa kali ya kalo coba-coba aja, toh gretongan ini (evil smirk).Selain mau join di kelas Free ini, saya rencana juga mau join di kelas conversation. Lumayan murah bayarnya dibanding kalo harus les di ASCEND atau di British Council. Kebetulan juga passss banget lagi ada rezeki, makannya direncanakan join. Selain karena lagi semangat, saya juga berniat ngejar biar bisa ikut persiapan IELTS di ASCEND (harus minimal intermediate level or IELTS-nya 4). Kenapa saya mau ngambil IELTS? selain karena benefitnya banyak (syarat utama kalo mau ngambil certified ini itu), saya juga berencana di tahun depan ngejar beasiswa Erasmus Mundus program Early Childhood Education and Care. Yakin gak yakin bisa dapet tapi harus tetep usaha semangat dulu. Yeaaaah, mohon doanya ya kawan-kawan :D.


3. Jumat kemarin ini saya sudah mulai ikutan program buat mba-mba PLRT yang ada di penampungan KBRI. Program ini adalah program tahsin. Duh, kalo liat mereka belajar bikin terharuw :"). Pasal meskipun lagi dihadapkan pada masalah pelik (kabur dari majikan or harus berurusan sama polisi karena tindakan kriminal atau tuduhan kriminal) mereka tetep punya semangat belajar yang tinggi. Ya, setidaknya program ini bisa sedikit "menghibur" mereka di tengah apa yang sedang mereka alami. Karena di program ini pulalah mereka suka curcol berbagi kegundahan tentang beban hidup yang menghimpit.

mba-mba PLRT di penampungan KBRI


4. Yang terakhir yang mau saya ceritain di episode ini adalah bahwa kemarin saya sempet dateng ke undangan makan malem di rumah Dubes Indonesia untuk Singapore dalam rangka ramah tamah sama rombongan anggota MPR dan DPD. Mulanya saya asyik-asyik aja karena meskipun gak ada yang dikenal (secara yang kebanyakan dateng orang-orang KBRI dan orang-orang penting lainnya) toh saya bisa ngobrol sama a' Delta. Tapi bo ketika tahu kalo a' Delta harus duduk di meja utama karena mewakili ketua IMAS yang berhalangan hadir, saya hampir saja nangis di sana (cemen bener dah eyke -_-"). Masalahnya itu kan jamuan table gitu ya, jadi agak gimana gitu kalo duduk tapi gak ada yang dikenal.

Untungnya saya duduk di sebelah ketua fraksi PDIP yang ramah dan juga ibu-ibu istri pejabat yang ramah pula (istri atase pertahanan dan atase kelautan, Bo), serta beberapa orang penting lainnya. Tapi teteup ya saya "cuma" jadi pendengar setia sambil sesekali menimpali pada topik yang saya tau. Ini pengalaman kedua saya keluar dari zona nyaman setelah waktu hari pertama masuk english class juga dipenuhi ketakutan dan keminderan yang sama (buahaha). Tapi di kedua peristiwa itu alhamdulillah berbuah manis. Kalo di English Class saya jadi ketagihan belajar, kalo di acara jamuan makan di KBRI saya jadi kenyaaang karena semua yang terhidang adalah makanan yang mahal dan enaaak, buahaha.

Oke deh, berhubung saya udah ngantuk bin capek sekian dulu update-an kali ini. Tetep semangat ya menggapai cita, semuanya.... Saling melengkapi dalam doa ya....

Salam hangat dari Jurong West,
Puti Ayu Setiani

OlderStories Home