Fiksi Foto - Impian Kecil




“Oke, nanti jam 9 malam di jalan mawar ya? Noted!”

Kulirik jam dinding di kamar kosanku. Masih ada empat jam lagi sebelum jam 9. Kutatap wajahku di cermin, ah cantik seperti biasanya. Tinggal dipoles sedikit pasti lebih cerah.

Tak terasa sudah satu jam aku mematut diri di depan cermin. “Hmm, oke waktunya berangkat sekarang biar gak terlambat.”

Jakarta di malam hari masih sama seperti siangnya. Sahut-menyahut klakson menjadi polusi tersendiri di ibukota ini. Ah, aku jadi rindu suasana kampung tempat kecilku di besarkan. Damai, tenteram, dan pastinya tidak seganas seperti kehidupan di Jakarta saat ini.

Jl.Mawar no 7, ini dia rumahnya. Kupencet bel yang tersembunyi di sela antara pagar dan tembok. Tak berapa lama seorang lelaki keluar. Ya, ini dia calon produserku. Produser yang berjanji akan memberiku pekerjaan jika aku mau memenuhi permintaannya malam ini.

"Wah, Saya enggak nyangka kamu beneran datang. Saya kira kamu artis baik-baik. Enggak taunya sama aja kayak artis yang lain."

Aku tertunduk mendengar ucapannya. Hati kecilku semakin kuat mendorongku pergi dari tempat ini.

"Ayo, ayo masuk. Kasihan cantik-cantik dibiarkan dianggurin di luar. Nanti bisa-bisa calon bintang film saya ini sakit lagi, kan gawat.", lelaki itu membuka pintu rumahnya lebar-lebar. Mulutnya menyeringai menunjukkan sisi belangnya.

Aku masih tak bergeming. Pikiranku melayang pada sosok wanita tua yang bergantung padaku di suatu pelosok. Emak, apa yang harus aku lakukan? Marahkah kau, Mak jika kau tau aku berbuat sehina ini?


***

“Cantik pisan anak emak. Udah gede mau jadi apa?”

“Mau jadi artis, Mak. Biar masuk TV!” Gadis kecil itu masih berlenggak-lenggok di halaman rumahnya. Sang Emak tersenyum, menerawang masa depan anaknya yang mungkin akan berubah ketika ia menjadi artis di ibukota nanti.


*bermaksud ingin ikut lomba ini tapi keknya belum PD aja dengan ceritanya. Yaudah deh, di post di Blog aja. ^^

NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment