R: Baca deh Put buku 99 Cahaya di Langit Eropa, bagus banget.
P: Emang itu novel tentang apa?
R: Itu kayak catatan perjalanan gitu. Penulisnya tinggal di Eropa nemenin suaminya. Nyeritain tentang kehidupan Islam di Eropa
P: Hoo, gitu. Oke deh nanti insya Allah kalo pas balik ke Indo di beli :)
Kira-kira percakapan itulah yang mendorong saya untuk membeli buku tersebut. Si perekomendasi bukanlah orang sembarangan. Dia adalah teman saya yang saya tau punya selera yang tinggi akan sebuah karya sastra :). Maka ketika awal bulan Maret ini saya punya kesempatan pulang ke Indo dan mampir ke toko buku Gramedia, buku ini langsung saja saya ambil untuk teman perjalanan saya mengarungi kehidupan di Singapura.
Awalnya saya mengira bahwa buku ini akan menceritakan bagaimana susahnya kehidupan seorang istri yang menemani suaminya tugas di Eropa dengan segudang permasalahannya mulai dari minoritas sebagai seorang muslim, adaptasi budaya, persoalan memasak, belanja, dan sebagainya. Akan tetapi perkiraan saya meleset jauh sekali. Di sini justru saya menemukan getar-getar kebanggan dan juga kesedihan sebagai seorang muslim di Eropa.
Getar-getar itu terbungkus apik oleh alur cerita yang dituliskan oleh Mba Hanum. Saya seakan terbawa menapaki tempat-tempat sejarah peradaban Islam di Eropa. Bukan hanya pikiran saya yang terbawa, tapi jiwa saya pun larut dalam lakon yang ia jalani sendiri.
Banyak pembelajaran dan pengetahuan yang saya dapatkan di dalam novel ini. Tentang arti persaudaraan muslim, tentang arti menjadi agen muslim terbaik, tentang sejarah Islam yang cemerlang tapi juga menyedihkan.
Ada satu bagian yang mengisahkan tentang kesedihan Sultan terakhir Granada yang harus menyerahkan kekuasannya kepada Ferdinand dan Isabel, yang membuat seakan-akan saya berada di samping Sultan yang perasaannya sangat hancur tersebut. Ya, Sultan yang harus rela menyerahkan rakyatnya yang hidup damai berdampingan kepada sepasang raja dan ratu yang kita tahu ternyata justru merusak keharmonisan hidup rakyat yang berdampingan tersebut. Ah, hanya Allah yang bisa membalas "kebiadaban" si raja dan ratu tersebut yang memaksakan sebuah agama pada orang-orang yahudi dan Islam dengan sangat keji.
Ya, buku ini jelas menambah khazanah kehidupan saya tentang jejak Islam di Eropa. Buku ini juga memberi pengetahuan kepada saya tentang penyebab alerginya orang eropa terhadap agama sehingga justru atheisme dan sekuler menjadi agama nomer satu di sana.
Maka, buku ini jelas saya rekomendasikan untuk para pemuda Islam yang berazam menampilkan kemuliaan Islam sebenar-benarnya. Dengan mengumpulkan jejak-jejak sejarah yang sudah tertinggal di Eropa diharapkan kita mampu kembali menyusun dan mengukirkan kembali 99 Cahaya di Langit Eropa.
gambar diambil dari: http://renifatmasari.blogspot.com/2011/11/99-cahaya-di-langit-eropa.html |
0 comments:
Post a Comment