Tentang 2 S, Sabar dan Syukur

Sabar dan Syukur, rasanya dua kata itu yang kini akrab menemani saya akhir-akhir ini. Persoalan hidup berumah tangga mulai menyambangi satu per satu. Mungkin itu biasa, tapi sejatinya ini baru berat saya rasakan akhir-akhir ini.

Hidup di negeri orang dengan biaya yang tinggi mau tak mau membuat saya harus pintar-pintar memutar otak. Biasanya sebelum menerima gaji kami sudah terlebih dahulu menganggarkan berapa kira-kira pengeluaran dan berapa yang bisa di tabung.

Hehe, tapi rencana hanyalah rencana. seringkali pengeluaran yang tak terduga kadang melebihi kuota. Bulan ini contohnya, gaji suami yang sudah terpotong membayar loan, sudah saya anggarkan sedemikian rupa untuk membiayai kebutuhan sebulan ini. Terasa ada sedikit kelapangan untuk menabung.

Baru beberapa hari menyusun anggaran dan membagi-baginya sesuai dengan kuota, tiba-tiba sebuah permintaan datang. Anggaran yang sudah terseusun sedemikian rupa pun kini terkurangi dengan hal tersebut. Lalu seminggu kemudian ternyata kewajiban untuk membayar pajak juga harus dibayarkan kali ini.

Jeng...jeng, maka sungguh tak terduga cash flow bulan ini pun carut marut. Tabungan yang kami sudah sayang-sayangi itu juga terpaksa harus digunakan untuk menutupi kekurangan sana-sini.

Alhamdulillah, Allah memberi kesempatan kepada saya untuk belajar di saat-saat seperti ini. Sabar dan Syukur, inilah yang menjadi teman saya bulan ini. Meskipun sempat saya merasakan sesak yang tak terkira, tapi Alhamdulillah saya disadarkan betapa hanya Allah sajalah tempat bergantung.

Ya, Allah mengajarkan saya tentang makna berada di posisi terbawah roda. Saya tertadribat untuk me-"manage" hati sedemikian rupa agar bisa selalu bersabar dan syukur. Meskipun selalu ada riak-riak kecil ketidaksabaran, tapi saya berusaha agar dua kata itulah yang selalu mendampingi hati saya.

Kelapangan adalah permainan hati. Ya saya telah merasakan bagaimana sabar dan syukur itu merupakan kunci kelapangan hati.

Semoga dua kata itu selalu mendampingi hati saya dalam kondisi lapang maupun sempit. Semoga Allah selalu menemani kami di saat bahkan kami sendiri bingung bagaimana mengatasi semuanya.

Ini hanya permainan hidup. Semoga sabar dan syukur ini menjadi tapak-tapak kami melangkah ke surgaNya.


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” (QS. Al-Baqarah: 286)




....Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.[286]” 








bahagia itu letaknya di sini (menunjuk hati ^_^)



NewerStories OlderStories Home

0 comments:

Post a Comment